DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Kendalikan Inflasi, Bulog Salurkan Bantuan Beras 10 kg Kepada 22 Juta KPM

image
Bulog Salurkan Bantuan Beras 10 kg (Antara)

BISNISABC.COM - Perum Bulog menyalurkan bantuan beras sebanyak 10 kg kepada 22 juta keluarga penerima manfaat atau KPM di seluruh Indonesia.

Tujuan Bulog menyalurkan bantuan beras 10 kg juga sebagai langkah untuk mengendalikan inflasi.

"Bulog kembali menjalankan tugas pemerintah untuk menyalurkan bantuan pangan beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat," kata Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, seperti dikutip dari Antara pada 3 Agustus 2024.

Baca Juga: Pemkab Bangka Selatan Gencarkan Promosi Budaya Daerah Melalui Putera Puteri Kebudayaan

Bayu menjelaskan bahwa menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), beras adalah komponen pangan yang paling mempengaruhi garis kemiskinan.

Berdasarkan data resmi BPS, jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 mencapai 25,22 juta orang, turun 0,68 juta orang dibandingkan Maret 2023 dan turun 1,14 juta orang dibandingkan September 2022.

Oleh karena itu, lanjut Bayu, kenaikan harga beras sangat berdampak pada kelompok masyarakat rentan dan dapat memicu inflasi.

Baca Juga: IHSG Hari Selasa Ditutup Melemah Ikuti Bursa Kawasan Asia

"Menyadari hal ini, Perum Bulog kembali menjalankan tugas pemerintah untuk menyalurkan bantuan pangan beras," ujar Bayu saat kunjungan kerja ke Yogyakarta dalam pelaksanaan Bantuan Pangan di Desa Argomulyo, Kabupaten Bantul.

Menurut Bayu, bantuan pangan yang disalurkan oleh pemerintah melalui Perum Bulog akan meringankan beban ekonomi masyarakat rentan di seluruh Indonesia, meskipun belum mencukupi seluruh kebutuhan mereka.

"Mereka tidak perlu lagi khawatir mencari beras, karena pemerintah menyediakan 10 kg setiap dua bulan, mulai Agustus ini," tambah Bayu.

Baca Juga: Kemenko PMK Sebut Ada 3.703 WNI Jadi Korban TPPO Penipuan Online

Bantuan pangan ini telah dimulai di provinsi-provinsi yang telah melalui proses verifikasi dan validasi data penerima.

Saat ini, ada sembilan provinsi yang data penerimanya telah diverifikasi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Maluku, DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, dan Riau. Provinsi-provinsi lainnya akan segera menyusul dalam satu atau dua hari ke depan.

Selain itu, Bayu menyebutkan bahwa BPS mencatat inflasi tahunan sebesar 2,84 persen pada Mei 2024, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebagai penyumbang utama inflasi.

Baca Juga: Taman Parapuar Punya Daya Tarik Baru Sebagai Wisata Alternatif di Labuan Bajo

Menurut data Mandiri Spending Index (MSI), pengeluaran untuk bahan makanan di kalangan ekonomi kelas menengah meningkat drastis dari 13,9 persen menjadi 27,4 persen dari total pengeluaran.

Hal ini mengurangi daya beli masyarakat untuk kebutuhan lain, mempengaruhi inflasi, dan pada akhirnya, menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Bayu menegaskan bahwa sesuai visi transformasi Perum Bulog, pihaknya berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Takluk Atas Vietnam, Timnas Bola Voli Putri Indonesia Telan Kekalahan Kedua

"Oleh karena itu, bantuan pangan ini tidak hanya penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpendapatan rendah, tetapi juga akan membantu mengendalikan inflasi di tengah musim paceklik saat ini," ujar Bayu.

Pakar Pangan Indonesia Tito Pranolo menyatakan ada dua manfaat utama dari distribusi bantuan pangan beras oleh Perum Bulog. Pertama, stabilisasi harga beras.

"Tidak terjadi volatilitas tinggi pada harga beras dengan adanya bantuan pangan, sesuai dengan hukum supply dan demand," kata Tito.

Kedua, kelompok masyarakat yang paling membutuhkan bisa mendapatkan akses pangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian (Perhepi), Bustanul Arifin, menilai bahwa dengan bantuan pangan yang tiba tepat waktu, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka tanpa menghadapi ketidakpastian atau penundaan yang bisa mengganggu pola konsumsi mereka.

"Dengan bantuan pangan yang konsisten, masyarakat dapat merencanakan konsumsi mereka dengan lebih baik," ujar Bustanul.***


 

Sumber: Antara

Berita Terkait