Yannes Pasaribu Sebut Potensi Pertumbuhan Mobil Listrik di Indonesia Didukung Kebijakan dan Teknologi
- Penulis : Imron Fauzi
- Minggu, 22 September 2024 19:24 WIB
BISNISABC.COM - Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, optimis bahwa tren mobil listrik akan terus berkembang, asalkan didukung oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah dan kemajuan dalam teknologi baterai.
Dia menjelaskan bahwa dukungan pemerintah melalui insentif dan pembangunan infrastruktur untuk kendaraan listrik dapat meningkatkan minat konsumen.
“Jika kebijakan yang mendukung kendaraan listrik diterapkan kembali oleh kabinet baru, kita dapat melihat tren positif dan pertumbuhan pasar,” ujarnya seperti dikutip dari ANTARA pada hari Minggu.
Baca Juga: Mentan Amran Sebut Sudaryono Sebagai Energi Baru Hadapi Perubahan Iklim
Selain dukungan pemerintah, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan juga menjadi faktor pendorong. Masyarakat yang kini lebih peduli terhadap dampak kendaraan berbahan bakar fosil diharapkan dapat meningkatkan adopsi mobil listrik.
Yannes juga menyoroti kemajuan dalam teknologi baterai sebagai salah satu penentu utama dalam minat beli kendaraan listrik. Dengan penurunan harga mobil listrik yang seiring dengan peningkatan skala produksi, diharapkan kendaraan ini menjadi lebih terjangkau.
"Penurunan harga merupakan faktor kunci untuk memperluas pangsa pasar," tambahnya.
Baca Juga: Ketika Orang Pintar Pun Jadi Jongos: Menyambut Pertunjukan Teater di Yogyakarta
Namun, Yannes mengingatkan pentingnya mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat kelas menengah, yang merupakan segmen pasar terbesar di Indonesia dengan potensi tinggi untuk mengadopsi kendaraan listrik.
Dengan kombinasi kebijakan yang mendukung, kesadaran lingkungan, dan kemajuan teknologi, pasar mobil listrik di Indonesia diharapkan dapat pulih dan tumbuh dalam waktu dekat, menurut Yannes.
Dia menekankan bahwa peran kelas menengah dalam industri otomotif sangat vital, mengingat jumlah mereka yang terus mengalami penurunan.
Baca Juga: SKK Migas Cetak Rekor Baru Produksi Gas Nasional: Tangguh LNG Capai 7.399 MMSCFD
"Tentunya, pertumbuhan ekonomi kelas menengah juga perlu diperhatikan karena mereka merupakan pasar terbesar di Indonesia," ungkapnya.
Pada tahun 2019, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia mencapai 57,33 juta jiwa. Namun, pada 2023, jumlah ini menurun menjadi 48,27 juta orang atau 17,44 persen dari total populasi Indonesia.
BPS juga melaporkan penurunan jumlah kelas menengah menjadi 47,85 juta orang pada tahun 2024, yang setara dengan 17,13 persen dari total populasi.***