Catatan Denny JA: Membawa Spirit para Sufi ke Era Artificial Intelligence
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 19 Desember 2024 08:23 WIB
Para sufi menjalani kehidupan sederhana yang berfokus pada kebahagiaan batin, sementara kita hidup dalam dunia yang memuja produktivitas dan konsumsi.
Di era ini, pesan para sufi tentang cinta, kesederhanaan, dan refleksi menjadi semakin penting.
-000-
Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Instruksikan Penerapan Efisiensi dan Inovasi untuk Transformasi Digital
Buku kecil ini sebuah undangan untuk menyelam kedalaman diri. Ia terdiri dari 13 bab.
Dalam Bab 1, dieksplor isu Teknologi dan Tantangan Spiritualitas di Era AI. Teknologi telah membuka jalan baru menuju kemajuan, tetapi juga menimbulkan tantangan spiritual yang mendalam.
Di bab pertama, buku ini mengeksplorasi bagaimana AI telah mengubah cara manusia memahami eksistensi dan makna.
Baca Juga: Oppo Find X8 dan Find X8 Pro Resmi Hadir di Indonesia, Usung Chipset Tangguh dan Kamera Hasselblad
Media sosial, algoritma personalisasi, dan realitas virtual sering kali menciptakan ilusi makna yang dangkal, menjauhkan manusia dari hubungan yang sejati dengan sesama dan alam sekitar.
Namun, bab ini juga menyoroti potensi positif teknologi. AI dapat menjadi alat untuk mendalami spiritualitas, seperti melalui aplikasi meditasi, ruang virtual lintas iman, atau algoritma yang mendukung refleksi diri.
Pertanyaan inti yang diajukan adalah: apakah kita mengendalikan teknologi untuk mendukung perjalanan spiritual, atau apakah kita menjadi tawanan dari ilusi yang diciptakannya?
Baca Juga: Sri Mulyani Bahas Program Makan Bergizi Gratis dengan Gates Foundation untuk Atasi Stunting
Dalam Bab 2-4, dibahas soal Sains dan Spiritualitas: Harmoni untuk Kesejahteraan. Bab ini menyelami hubungan antara spiritualitas dan sains, khususnya neuroscience dan psikologi positif.