DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Membawa Spirit para Sufi ke Era Artificial Intelligence

image
Catatan Denny JA: Membawa Spirit para Sufi ke Era Artificial Intelligence (Isitmewa)

Di era kini, pesan Rabiah mengingatkan kita untuk melampaui logika transaksional, baik dalam hubungan antarmanusia maupun dengan sesuatu yang lebih besar dibandingkan diri pribadi.

Ketika teknologi mendominasi kehidupan, kita sering terjebak dalam hubungan yang bersifat kalkulatif—apa yang bisa saya dapatkan dari ini?

Spirit Rabiah adalah pengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan melalui perhitungan, melainkan dalam ketulusan memberi dan menerima cinta.

Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Instruksikan Penerapan Efisiensi dan Inovasi untuk Transformasi Digital

-000-

Tapi kini kita hidup di era Artificial Intelligence. Ini sebuah realitas yang berbeda.

Para sufi hidup dalam zaman yang tenang, di mana perjalanan spiritual dilakukan melalui keheningan, refleksi, dan dialog batin. Tapi kini, kita berada di era Artificial Intelligence (AI), yang mengubah cara hidup manusia secara mendasar.

Baca Juga: Oppo Find X8 dan Find X8 Pro Resmi Hadir di Indonesia, Usung Chipset Tangguh dan Kamera Hasselblad

Era AI membawa banjir informasi tanpa henti. Sementara para sufi mencari kebijaksanaan dalam keheningan, kita sering kali kehilangan makna di tengah kebisingan data.

Hubungan manusia, yang dahulu penuh keintiman emosional, kini banyak bergantung pada media sosial dan algoritma. Ironisnya, meski teknologi menghubungkan miliaran manusia, rasa kesepian justru meningkat.

Kemajuan ekonomi dan melimpahnya hiburan digital juga menciptakan tekanan baru.

Baca Juga: Sri Mulyani Bahas Program Makan Bergizi Gratis dengan Gates Foundation untuk Atasi Stunting

Data menunjukkan bahwa kini mereka yang mati karena bunuh diri lebih banyak dibandingkan mereka yang mati karena terorisme ditambah perang ditambah bencana alam. (1)

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Berita Terkait