Perbedaan Vasektomi dan Kebiri: Prosedur dan Dampaknya pada Kesehatan Pria
- Penulis : Imron Fauzi
- Jumat, 15 November 2024 17:53 WIB
BISNISABC.COM - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) atau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar antara vasektomi dan kebiri, baik dari segi prosedur maupun tujuan.
“Seringkali orang keliru membedakan antara vasektomi dan kebiri. Padahal, kedua prosedur ini memiliki mekanisme dan tujuan yang sangat berbeda,” ujar Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Kemendukbangga, Dr. Drs. Wahidin, M.Kes, dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta, Jumat.
Wahidin menjelaskan bahwa vasektomi adalah prosedur kontrasepsi permanen untuk pria yang bertujuan mencegah kehamilan, dengan cara memotong dan mengikat saluran sperma tanpa memengaruhi produksi hormon testosteron, gairah seksual, atau kemampuan ereksi.
Baca Juga: Lama Dikeluhkan Warga, Pemkab Bogor Perbaiki Jalan Penghubung Desa Cikeas Udik-Bojong Nangka
Meskipun tidak ada sperma dalam ejakulasi, pria yang menjalani vasektomi tetap dapat mengalami orgasme.
Proses vasektomi dilakukan dengan membuat sayatan kecil di skrotum untuk memotong dan mengikat saluran sperma (vas deferens), yang mengalirkan sperma dari testis ke uretra.
Setelah prosedur ini, sperma tidak akan keluar saat ejakulasi, meskipun tetap diproduksi dan diserap kembali oleh tubuh.
Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Instruksikan Penerapan Efisiensi dan Inovasi untuk Transformasi Digital
Sementara itu, kebiri bertujuan untuk menurunkan libido dan kemampuan reproduksi secara drastis, dengan cara bedah, yaitu mengangkat testis, atau secara kimia dengan menyuntikkan hormon atau obat untuk menghambat produksi testosteron.
Dampak kebiri menyebabkan penurunan drastis hormon testosteron, yang mengarah pada penurunan libido, disfungsi ereksi, dan kemandulan permanen.
Wahidin juga menambahkan bahwa vasektomi, meskipun tergolong prosedur medis yang aman, tetap memiliki potensi efek samping, meski jarang terjadi.
Baca Juga: Pedagang Pasar Serang Minta Penertiban PKL untuk Akses yang Lebih Baik
Efek samping yang umum meliputi nyeri dan pembengkakan di area sekitar skrotum, yang umumnya membaik dalam beberapa hari dengan kompres dingin dan obat pereda nyeri.
Sedangkan perdarahan ringan dari luka sayatan biasanya juga dianggap normal, namun bila perdarahan berlanjut atau berlebihan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.***