Diskusi SATUPENA: Satrio Arismunandar Soroti Peran Perempuan Aceh yang Kerap Terabaikan
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 28 November 2024 07:57 WIB
Satrio menyebut Suraiya Kamaruzzaman sebagai salah satu aktivis hak asasi manusia dan tokoh perempuan Aceh, yang berperan penting dalam proses perdamaian di wilayah tersebut.
Suraiya berperan dalam advokasi dan pemberdayaan perempuan.
Satrio menjelaskan, Suraiya adalah co-founder Flower Aceh, sebuah organisasi non-profit yang berfokus pada pemberdayaan dan perlindungan hak-hak perempuan di Aceh, terutama selama dan setelah konflik.
Baca Juga: Diskusi Kreator Era AI, Wijaya Kusumah Sebut Kecerdasan Buatan Dapat Mendukung Siswa Belajar
Ia juga aktif dalam advokasi hak-hak ekonomi dan reproduksi perempuan.
Pada tahun 2000, Suraiya menjadi Ketua Komite Penyelenggara Kongres Perempuan Aceh (Duek Pakat Inong Aceh), di mana ia terlibat dalam merancang rencana dan memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak-anak.
“Suraiya telah menerima penghargaan perdamaian dari UNDP N-Peace Award pada 2012 atas upaya dan dedikasinya dalam peningkatan kapasitas dan advokasi pemenuhan hak perempuan di Aceh,” kata Satrio.
Baca Juga: Perbedaan Vasektomi dan Kebiri: Prosedur dan Dampaknya pada Kesehatan Pria
Suraiya, ucap Satrio, juga terlibat dalam advokasi hak-hak ekonomi dan reproduksi perempuan, serta memberikan analisis gender terhadap rancangan undang-undang di Indonesia yang relevan dengan resolusi 1325 Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Menurut Satrio, penghargaan UNDP ini mencerminkan pengaruh positif dan peran penting Suraiya dalam memperjuangkan perdamaian dan pemberdayaan perempuan di Aceh.***