DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Dana Abadi untuk Festival Tahunan Puisi Esai

image
Catatan Denny JA: Dana Abadi untuk Festival Tahunan Puisi Esai. (istimewa)

Alfred Nobel, dengan warisan dana abadinya, mendanai penghargaan sastra, di samping penghargaan lain. Ini memberi pengakuan tertinggi bagi para penulis dunia dan para kreator lainnya.

Ruth Lilly, melalui The Poetry Foundation, menyelamatkan puisi dari pinggiran dunia modern, dengan dukungan dana besar dalam sejarah puisi.

Mereka adalah bukti bahwa seni membutuhkan tangan-tangan dermawan yang mengerti bahwa kebudayaan adalah harta abadi umat manusia.

Baca Juga: Menguat 2,82 Persen, Harga Referensi CPO Periode Juli 2024 Jadi 800,75 Dolar AS

-000-

Menghidupkan Kisah Nyata Melalui Puisi Esai

Di Asia Tenggara, Festival Puisi Esai pertama kali digelar di Malaysia, dengan dukungan dari Pemerintah Sabah. Tak pernah saya duga, pemerintahan di Sabah mengambil inisiatif membiayai festival puisi esai ASEAN.

Baca Juga: Fasilitasi Promosi Produk UMKM, Pemprov Babel Gelar Festival ErPeKa

Di Indonesia, komunitas puisi esai memulai tradisi festival tahunan sejak 2023. Komunitas ini menjadikan Jakarta sebagai pusat perayaan sastra ini.

Apa yang membuat puisi esai perlu terus dihidupkan, disebarkan, dan dirawat? Ini adalah genre yang menyampaikan kisah nyata dalam bentuk puisi.

Isu hak asasi manusia, ketidakadilan, marginalisasi, dan identitas sosial menjadi inti setiap puisi. Namun, puisi ini tidak berhenti pada metafora; ia mencatat fakta melalui catatan kaki, menghubungkan estetika dengan realitas.

Baca Juga: Rekomendasi Nutrisi Sehat untuk Penderita Stroke oleh Dr. Priyanka Ganesha Utami

Catatan kaki di puisi esai menjadi elemen vital yang menjadikan puisi ini bukan hanya seni, tetapi juga dokumen sosial.

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait