BPS Catat Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 0,47 Miliar Dolar AS
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 15 Agustus 2024 19:53 WIB
BISNISABC.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Neraca Perdagangan Barang Indonesia mencatat surplus sebesar 0,47 miliar dolar AS pada bulan Juli, mengalami penurunan sebesar 1,92 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya.
"Surplus Juli ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya serta periode yang sama tahun lalu," ungkap Plt Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, seperti dikutip dari Antara.
Amalia menjelaskan bahwa surplus neraca perdagangan pada Juli 2024 didorong oleh surplus dalam sektor non-migas yang mencapai 2,61 miliar dolar AS.
Baca Juga: Podcast Meghan Markle Tidak Akan Dilanjutkan karena Kesepakatannya dengan Spotify Berakhir
Komoditas utama penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral, terutama batu bara, lemak dan minyak nabati, serta besi dan baja.
Namun, surplus neraca perdagangan non-migas pada Juli 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya maupun bulan yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, neraca perdagangan komoditas migas mengalami defisit sebesar 2,13 miliar dolar AS, dengan penyumbang defisit utama adalah hasil minyak dan minyak mentah.
Baca Juga: Realme 13 Resmi Dijual di Toko Online dan Offline Seluruh Indonesia Mulai 10 Agustus 2024
"Defisit neraca perdagangan migas pada Juli 2024 lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu," kata Amalia.
BPS juga mencatat bahwa Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan beberapa negara, dengan tiga terbesar adalah Amerika Serikat sebesar 1,27 miliar dolar AS, India sebesar 1,23 miliar dolar AS, dan Filipina sebesar 740 juta dolar AS.
Surplus dengan Amerika Serikat didorong oleh komoditas seperti perlengkapan elektronik dan bagiannya serta pakaian dan aksesoris.
Baca Juga: Dishub Catat 556.076 Orang Telah Gunakan BRT Tayo per Semester I-2024
Dengan India, surplus berasal dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati, serta besi dan baja, sedangkan dengan Filipina, surplus disumbangkan oleh komoditas kendaraan dan bagiannya, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Namun, Indonesia juga mengalami defisit neraca perdagangan dengan beberapa negara, dengan defisit terbesar tercatat dengan Tiongkok sebesar 1,7 miliar dolar AS, Australia sebesar 602 juta dolar AS, dan Singapura sebesar 402 juta dolar AS.
Secara kumulatif hingga Juli 2024, surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai 15,92 miliar dolar AS, mengalami penurunan sebesar 5,28 miliar dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun lalu.***