Tekan Polusi Udara, Luhut Sebut Pabrik Sekitar Jakarta Bakal Dipasang Sensor Deteksi Jenis Gas
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 15 Agustus 2024 22:26 WIB
BISNISABC.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa pabrik-pabrik di sekitar Jakarta akan dilengkapi dengan sensor untuk mendeteksi jenis gas yang mereka lepaskan guna mengurangi polusi udara.
"Pabrik-pabrik di sekitar Jakarta akan dipasangi sensor untuk memantau jenis gas yang dikeluarkan," ujar Luhut seperti dikutip dari Antara.
Luhut menjelaskan bahwa pemasangan sensor ini bertujuan untuk memantau gas berbahaya seperti dioksin yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Pemkab Solok Latih Pelaku UMKM tentang Makanan Olahan
Monitoring yang ketat diperlukan untuk melindungi kesehatan publik.
Ia menekankan bahwa pemasangan sensor adalah bagian dari tanggung jawab pemerintah dalam menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
Namun, Luhut juga menekankan bahwa tanggung jawab ini tidak hanya terletak pada pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat.
Baca Juga: BMKG Sebut Jakarta Diprediksi Berawan Tebal pada Pagi hingga Siang
Luhut meminta masyarakat untuk memberikan masukan yang konstruktif terkait langkah-langkah ini tanpa menambah keruh suasana. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak memiliki opsi lain selain melakukan langkah-langkah ini untuk menjaga kesehatan masyarakat dari dampak polusi udara.
"Pemerintah tidak punya pilihan lain. Kalau kita ingin menjaga kesehatan, ini yang harus dilakukan," kata Luhut.
Luhut juga menyoroti pentingnya pemasangan sensor karena kualitas udara di Jakarta saat ini berkisar antara 170 hingga 200. Meski demikian, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang rencana tersebut.
Baca Juga: Ada Potensi Angin Kencang hingga 12 Agustus 2024, BMKG Ingatkan Warga NTT untuk Waspada
Selain pemasangan sensor, pemerintah juga mendorong percepatan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur. Luhut menambahkan bahwa polusi udara telah menyebabkan dampak kesehatan yang serius, mengakibatkan pemerintah harus mengeluarkan Rp38 triliun untuk biaya pengobatan masyarakat.
"Dampak dari kualitas udara yang berkisar 170-200 ini menyebabkan banyak orang terkena ISPA. Kita semua terkena dampaknya. Ini adalah beban yang harus kita tanggung bersama," ujarnya.
Sebelumnya, Luhut juga mengungkapkan rencana penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten, untuk mengurangi polusi udara di Jakarta.
Baca Juga: Naik Rp18 Ribu, Harga Emas Batangan Hari Selasa Rp1,419 Juta per Gram
Ia menyatakan bahwa PLTU tersebut sudah beroperasi lebih dari 40 tahun, dan pemerintah akan segera mengadakan rapat untuk membahas rencana penutupannya guna menurunkan indeks kualitas udara Jakarta di bawah 100.***