Jadi Narasumber SATUPENA, Tika Bisono Sebut Orang Usia Tua Masih Butuh Keterlibatan, Interaksi dan Komunikasi
- Penulis : Imron Fauzi
- Jumat, 09 Agustus 2024 14:03 WIB
BISNISABC.COM – Psikolog dan praktisi parenting Tika Bisono mengatakan bahwa orang pada usia tua masih sangat membutuhkan keterlibatan (engagement), interaksi dan komunikasi dengan orang lain.
Tika Bisono juga menyebutkan bahwa orang usia tua perlu sering dihubungi atau dikunjungi.
Hal itu diungkapkan Tika Bisono saat menjadi narasumber dalam diskusi daring Hati Pena di Jakarta, Kamis malam, 8 Agustus 2024, yang bertema Menjalani Hari Tua: Hidup Sendiri atau Bersama Keluarga.
Baca Juga: LSI Denny JA: Anies Penting Dipertimbangkan Jadi Cawapres Prabowo
Diskusi yang menghadirkan Tika Bisono itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA yang diketuai Denny JA. Diskusi dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Milastri Muzakkar.
Dalam diskusi itu, Tika Bisono –yang mendalami ilmu gerontologi-- mengungkapkan berbagai pengalamannya berhubungan dengan teman, kerabat, dan keluarga yang menjalani usia tua.
Ada kasus di mana anak-anak atau keluarga sudah “terpisah” dari mereka.
Baca Juga: TNI AL Sukses Gagalkan Penyelundupan 73.033 Benur Lobster di Pelabuhan Merak
Tentang fenomena yang diberitakan media, mengenai orang-orang di usia tua yang meninggal sendirian dalam keadaan kesepian, lulusan Fakultas Psikologi UI ini menyebut pentingnya engagement atau keterlibatan.
“Jika tidak ada engagement dari luar, itu betul-betul yang mematikan mereka. Mereka masih ada, tetapi seperti tidak hidup,” ujar Tika.
“Untuk fenomena orang usia tua di atas, saya selalu teriak-teriak pada tujuh pendekar wilayah Rukun Tetangga (RT),” kata mantan penyanyi remaja ini.
Baca Juga: Dukung Para Ibu Menyusui, KAI Daop 6 Yogyakarta Sediakan Ruang Laktasi di 8 Stasiun
Tika menuturkan, ada “tujuh pendekar” di setiap RT, yaitu: geng RT, geng RW, geng PKK, geng tokoh musola, geng majelis taklim, geng karang taruna, dan geng tokoh masyarakat.
“Saya tidak teriak-teriak ke keluarga karena keluarga sudah hopeless, tak bisa diharapkan,” ucapnya.
“Tapi tujuh pendekar ini juga selalu terlambat. Ketika ada orang usia tua yang punya masalah, harusnya dari tujuh pendekar ini yang tahu lebih dulu.
Baca Juga: Stok Beras di Tingkat Distributor Belitung Masih Tersedia 964,19 ton
Apakah tujuh pendekar ini tidak pernah cek ricek semua kepala keluarga atau rumah yang ada di RT-nya?” tanya Tika.
Menurut Tika, jika ada rumah yang tidak pernah terbuka pintunya, atau ada keluarga yang jika diundang tak pernah datang, dan sebagainya, maka “tujuh pendekar” ini seharusnya memeriksa.
Tentang kondisi mental orang usia tua yang layak, Tika mengutip pakar psikologi Erik Erikson tentang delapan tahap perkembangan manusia.
Baca Juga: BMKG Sebut Gempa Magnitudo 3,5 Guncang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat
Di tahap terakhir, usia 65 tahun ke atas, manusia mencapai tahap integritas dalam dirinya.
“Integritas itu dalam bentuknya adalah berhasil memenuhi komitmen dalam hubungan antara dirinya sendiri dengan orang lain. Jadi hubungan antarmanusianya sudah paripurna.
Dia sendiri sudah bisa menerima diri bahwa dia sudah tua,” lanjut Tika.
Baca Juga: Ikuti Bursa Kawasan Asia dan Global, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah 248,47 Poin
“Tetapi kalau umur baru 50-an, jangan bilang bahwa dirinya sudah bau tanah, siapin kain kafan, dan kerjanya ngaji saja. Masih jauh. Allah juga ingin kita masih menikmati hidup,” tuturnya.***