Inspirasi Politik dari Mata Air Bung Karno dan Sjahrir: Pengantar dari Denny JA untuk Buku Puisi Esai Isti Nugroho
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 04 Juli 2024 09:27 WIB

“Esoknya, kami pun bermain di sungai lain yang dijaga Pak Sosialis.”
“Sungai itu jernih dan tenang, airnya terasa manis.
Ada kanal-kanal air untuk menggenangi sawah dan ladang.”
“Sungai tak bisa dibiarkan liar. Harus ditata dan diatur agar orang rakus tak bisa menguasai air!” Pak Sosialis bicara agak keras.
Baca Juga: Spesifikasi Samsung Galaxy S24 Ultra, Smartphone dengan Segudang Fitur Canggih
Di akhir puisi, Isti juga menceritakan riwayat kedua pendiri bangsa itu tidak baik-baik saja. Tapi pemikiran dan gagasan mereka terus memberi inspirasi:
“Kami berharap sungai Pak Marhaen mengirimkan air bah hingga mengguncang bumi dan meluaskan sawah ladang.
Juga memaksa kerbau-kerbau milik para juragan lepas dari kandang.
Namun air bah itu tak pernah datang.”
Isti juga mengekspresikan hal yang sama terjadi pada Sutan Sjahrir:
Baca Juga: Optimalkan Rest Area Puncak, Pemkab Bogor Integrasikan dengan Wisata Gunung Mas
“Tanpa sadar, Pak Sosialis menghilang
Meninggalkan jejak dalam tabung ingatan.”
-000-
Sangatlah bagus jika Isti Nugroho mendapat inspirasi dari dua tokoh yang pilihan politiknya justru sering berseberangan.
Baca Juga: Tumbangkan Laos dengan Skor 6-1, Timnas Indonesia U16 Maju ke Semifinal
Memang mereka awalnya bersahabat dan satu kubu. Namun perjalanan waktu memisahkan mereka. Bung Karno bahkan akhirnya memenjarakan Bung Sjahrir.