Kejatuhan Rezim Assad Bawa Perubahan Ekonomi Signifikan di Suriah
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 26 Desember 2024 06:00 WIB

"Sekarang, wajah-wajah yang dulunya murung kini tersenyum," tambahnya.
Ia juga mencatat bahwa pencabutan pembatasan mata uang telah mengakibatkan penurunan harga kebutuhan pokok seperti gula dan salep.
Sebelumnya, tokoh-tokoh yang berafiliasi dengan rezim Assad mengontrol pasokan barang-barang ini untuk menaikkan harga demi keuntungan pribadi mereka.
Baca Juga: ADB Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Indonesia untuk Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi
Kini, dengan adanya perbaikan ekonomi, Pasar Al-Hamidiyah yang dibangun pada masa Ottoman kembali ramai dikunjungi.
Di pasar tersebut, kini terdapat papan iklan yang menawarkan layanan penukaran mata uang dalam dolar, euro, dan lira Turki, sementara pedagang kaki lima memanggil pembeli dengan penuh semangat.
Yang dulunya membawa mata uang asing adalah tindakan ilegal yang bisa dikenakan hukuman penjara, kini menjadi hal yang biasa, di mana warga Suriah bisa bebas melakukan transaksi mata uang di pasar.
Baca Juga: 5 Rekomendasi HP Oppo untuk Gaming dengan RAM di Atas 8 GB, 2025 Wajib Punya!
Di pasar itu, juga dipasang spanduk yang merayakan kemerdekaan Suriah, sementara kawasan Kristen di Kota Tua Damaskus tampak dihiasi dengan dekorasi Natal yang semarak.
Suasana ceria semakin terasa dengan banyaknya masyarakat yang mengenakan pakaian berwarna-warni saat meninggalkan gereja. Kehidupan kota Damaskus kini tampak lebih hidup dan meriah.
Perbaikan ekonomi ini juga tercermin dalam cara bisnis berjalan. Mesin hitung uang yang sebelumnya sangat langka kini dapat ditemukan hampir di setiap toko dan pasar.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG: Jakarta Berawan hingga Hujan Ringan Sepanjang Minggu
Walaupun uang kertas Suriah yang terbesar, 5.000 lira (sekitar 8.000 IDR), hanya cukup untuk membeli setengah liter air, warga Suriah kini terbiasa membawa tumpukan uang tunai untuk transaksi sehari-hari.