DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Ekonom INDEF Sebut Merger dan Akuisisi Perusahaan Jadi Strategi Utama Perkuat Posisi Pasar Pasca-Pandemi

image
Ekonom INDEF Sebut Merger dan Akuisisi Perusahaan Jadi Strategi Utama Perkuat Posisi (Antara)

BISNISABC.COM Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), M. Rizal Taufikurahman, merinci beberapa perusahaan yang berhasil memperkuat posisi pasar mereka setelah melakukan merger dan akuisisi (M&A).

Menurut Rizal, langkah M&A merupakan strategi umum yang digunakan perusahaan untuk memperkuat daya saing dan bertahan dalam dinamika pasar yang terus berkembang.

“Pada dasarnya, M&A adalah respons logis terhadap perubahan dan tuntutan pasar yang terus berkembang,” kata Rizal dalam wawancara di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Jota Tampil Memukau sebagai Penyerang Tengah, Liverpool Menang 2-0 atas Ipswich Town

Rizal menjelaskan bahwa dalam sejarahnya, perusahaan melakukan M&A dalam dua kondisi utama: saat ekonomi sedang dalam kesulitan atau ketika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang sangat baik.

Salah satu contoh yang disebutkan adalah akuisisi yang dilakukan oleh Xing Wang Group terhadap PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) pada masa pandemi Covid-19.

Perubahan kepemilikan saham di DH Corporation Ltd, yang sebelumnya dimiliki oleh Hadrian Sridjaja, membuka kesempatan bagi Xing Wang Group untuk mengambil alih bisnis tersebut dan memperluas operasi mereka di Indonesia.

Baca Juga: Perbedaan Vasektomi dan Kebiri: Prosedur dan Dampaknya pada Kesehatan Pria

Laporan keuangan TDPM per 31 Desember 2020 mencatat bahwa DH Corporation Ltd, yang dulunya dikenal dengan nama Royal Chemie Corporation Limited, merupakan induk langsung dari TDPM.

Hingga 31 Januari 2024, DH Corporation Ltd masih memegang 7,60 miliar saham TDPM, setara dengan 72,50 persen dari total modal perseroan. Sementara itu, investor publik menguasai 27,50 persen atau sekitar 2,88 miliar saham.

Meski peningkatan profit menjadi tujuan utama, Rizal menekankan bahwa M&A juga sering dilakukan untuk alasan strategis lainnya, seperti mendapatkan teknologi baru, memperluas pasar, atau mendiversifikasi bisnis untuk mengurangi risiko.

Baca Juga: ADB Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Indonesia untuk Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi

Menurutnya, langkah ini sangat penting dalam menjaga stabilitas jangka panjang perusahaan, terutama di tengah tantangan pasar yang dinamis.

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait