DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Rupiah Diperkirakan Melemah Pasca Pilpres AS, Dolar AS Menguat Menanggapi Keunggulan Trump

image
Rupiah Diperkirakan Melemah Pasca Pilpres AS (Antara)

BISNISABC.COM - Analis mata uang, Lukman Leong, memprediksi bahwa nilai tukar rupiah akan mengalami penurunan pada perdagangan Rabu ini setelah dampak Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat.

“Rupiah diperkirakan akan terdepresiasi terhadap dolar AS, yang menguat signifikan pagi ini setelah hasil exit poll menunjukkan Donald Trump unggul dalam Pilpres,” ungkap Lukman saat dihubungi ANTARA di Jakarta pada Rabu.

Namun, Lukman juga mengingatkan bahwa nilai dolar AS kemungkinan akan terus berfluktuasi sepanjang hari seiring berlanjutnya penghitungan suara yang hasilnya masih belum dapat dipastikan.

Baca Juga: Usai Bungkam LavAni, Jakarta Bhayangkara Presisi Juara Proliga 2024 

Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp15.700 hingga Rp15.900 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Pada awal perdagangan Rabu, rupiah tercatat melemah 66 poin atau 0,42 persen menjadi Rp15.815 per dolar AS, dibandingkan dengan Rp15.749 pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan Selasa (5/11/2024), rupiah sempat menguat.

Baca Juga: KJRI Kuching Mendampingi Pemulangan WNI Marlia, Korban TPPO Setelah 17 Tahun Tak Digaji

Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menjelaskan bahwa penguatan rupiah tersebut didorong oleh optimisme terhadap perekonomian Tiongkok.

PMI jasa Tiongkok yang melampaui ekspektasi pada Oktober menunjukkan adanya pemulihan sektor jasa di negara tersebut.

Selain itu, kebijakan pemerintah Tiongkok yang memberikan sinyal stimulus tambahan untuk daerah turut meningkatkan prospek ekonomi negara tersebut, yang memicu sentimen positif di pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Rekomendasi Nutrisi Sehat untuk Penderita Stroke oleh Dr. Priyanka Ganesha Utami

Sentimen risk-on ini turut menekan imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia yang turun di seluruh tenor.

Volume perdagangan obligasi tercatat mencapai Rp16,37 triliun pada Selasa, sedikit lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya.

Di sisi lain, kepemilikan asing terhadap obligasi rupiah turun sebesar Rp0,83 triliun menjadi Rp881 triliun, atau sekitar 14,81 persen dari total obligasi yang beredar per 4 November 2024.***

Sumber: Antara

Berita Terkait