DECEMBER 9, 2022
Keuangan

Pengamat Sebut Restrukturisasi Bisa Selamatkan PT Sritex dan Industri Tekstil Nasional

image
Restrukturisasi Bisa Selamatkan PT Sritex (Antara)

BISNISABC.COM  - Pengamat hukum dan pembangunan, Hardjuno Wiwoho, berpendapat bahwa restrukturisasi dapat menjadi jalan keluar untuk menyelamatkan PT Sri Rejeki Isman (Sritex).

"Keputusan pailit dari Pengadilan Niaga masih dapat diajukan kasasi dan peninjauan kembali, sehingga status hukumnya belum final dan ada kemungkinan restrukturisasi yang lebih menguntungkan," jelas Hardjuno di Jakarta pada Rabu.

Ia menekankan bahwa dalam proses restrukturisasi, fokus utama adalah memastikan keberlanjutan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) secara keseluruhan, bukan hanya Sritex.

Baca Juga: Menteri ATR Agus Harimurti Yudhoyono Ungkap 117 Juta Bidang Tanah Terdaftar dalam Program PTSL

Banyak pabrik tekstil lainnya juga menghadapi tantangan serupa akibat utang besar dan persaingan ketat, terutama dari produk tekstil murah impor dari China.

"Sritex adalah contoh besar, tetapi pabrik kecil dan menengah juga terancam dengan situasi yang sama," ujarnya.

Hardjuno mengingatkan bahwa solusi yang diambil sebaiknya tidak melibatkan dana talangan (bailout) langsung dari negara, karena akan menyulitkan pertanggungjawaban penggunaan dana publik.

Baca Juga: Alasan HRD Suka Cek Sosial Media Sebelum Rekrut Karyawan, Benarkah Jumlah Following Jadi Sorotan?

Ia mengusulkan penerbitan obligasi atau saham baru sebagai solusi yang lebih efektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

"Ini tidak hanya akan memberikan modal tambahan bagi Sritex untuk melunasi utang, tetapi juga mengurangi beban langsung pada negara," ungkapnya.

Ia juga mendorong pemerintah untuk memperkuat industri tekstil nasional agar dapat bersaing di tengah tekanan impor. Langkah-langkah yang bisa diambil termasuk kebijakan perdagangan yang lebih ketat serta dukungan untuk industri lokal melalui insentif atau perlindungan tarif.

Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Instruksikan Penerapan Efisiensi dan Inovasi untuk Transformasi Digital

Mengenai piutang pada bank BUMN, pendekatan yang perlu diambil adalah restrukturisasi utang secara transparan dan efektif.

Utang Sritex yang cukup besar kepada beberapa bank BUMN, seperti BNI dengan nilai 23,8 juta dolar AS, menciptakan risiko signifikan bagi stabilitas aset bank tersebut.

"Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan bank untuk berhati-hati agar dana publik tidak terancam," katanya.

Baca Juga: KJRI Kuching Mendampingi Pemulangan WNI Marlia, Korban TPPO Setelah 17 Tahun Tak Digaji

Solusi yang mungkin adalah penjadwalan ulang pembayaran atau restrukturisasi syarat kredit untuk mengurangi tekanan arus kas Sritex.

Jika restrukturisasi terlalu sulit, penjualan aset non-inti Sritex dapat menjadi pilihan untuk melunasi sebagian kewajiban kepada kreditur, termasuk bank BUMN.

Selain itu, pemerintah perlu memperkuat dasar hukum restrukturisasi utang yang dibutuhkan, termasuk memberikan jaminan agar bank tidak merugi dalam jangka panjang dan menjaga stabilitas sektor tekstil untuk mencegah pengurangan drastis jumlah pelaku industri lokal.***

Sumber: Antara

Berita Terkait