DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Ayah, Semoga Abu Jasadmu Sampai ke Pantai Indonesia

image
Catatan Denny JA: Ayah, Semoga Abu Jasadmu Sampai ke Pantai Indonesia. (istimewa)

Namun takdir berkata lain.  
Gerakan 30 September pecah.  
Baskara terjebak di negeri orang.  
Paspor ditahan.  
Hak kewarganegaraan dicabut.  
Ia bukan lagi orang Indonesia,  
meski darahnya,  
meski cintanya,  
masih melekat pada negeri itu.

"Kenapa mereka mengambil hakku?"  
Baskara sering bertanya.  
Namun tak ada jawab.  
Ia terasing di negeri orang.  
Tak bisa kembali.

Teman-temannya yang pulang,  
hilang tanpa kabar.  
Ia juga mendengar,  
jika pulang, ia segera dipenjara dan disiksa.

Baca Juga: 9.912 Narapidana di Riau Terima Remisi HUT RI,Pj Gubernur: Motivasi untuk Selalu Berperilaku Baik

Dan ayahnya,  
dituduh Soekarnois,  
kiri, komunis, hilang entah di mana.  
Padahal Ayah hanya petani sederhana.

Ia hanya mendengar sayup-sayup,  
Ayah dibunuh di satu tempat.

Hidup di Beijing,  
Baskara menjadi pohon tanpa akar.  
Tubuhnya gentayangan di negeri asing.  
Tapi jiwanya tertinggal di Indonesia.

Baca Juga: Jagung Jadi Pilar Ekonomi Ngawi, Bupati Ony Anwar Harsono Soroti Potensi Keuntungan Petani

Tujuh tahun lamanya,  
menunggu tanpa harapan.  
Negara yang dikira akan menjemput  
malah membuangnya.

Tak tahan menjadi warga tanpa negara,  
Baskara pun menjadi warga Swedia.

Tahun 2015,  
Baskara pulang,  
menjenguk ibu,  
juga mencari Ayah yang tak kunjung pulang.

Baca Juga: Maba Wajib Tahu! 5 Tips Atur Rencana Kuliah di Semester Pertama hingga Akhir Ala Anisah Sopiah

Namun, ia dideportasi.  
Dituduh berniat bangkitkan komunisme.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait