DECEMBER 9, 2022
Bisnis

OJK Sebut Ekonomi Domestik Masih Kuat Karena Didukung Investasi dan Belanja Pemerintah

image
OJK Sebut Ekonomi Domestik Masih Kuat (Antara)

BISINISABC.COM - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Dian Ediana Rae menyatakan bahwa perekonomian domestik saat ini tetap stabil.

Menurut OJK, meskipun menghadapi ketidakpastian global, ekonomi domestik tetap kuat berkat peningkatan konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah.

"Pertumbuhan didukung oleh kuatnya konsumsi dalam negeri dan investasi, serta peningkatan ekspor dan belanja pemerintah," ujar Dian, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Dalam Rangka HUT RI ke-79, DPMPTSP Gelar Layanan NIB Gratis untuk Pelaku Usaha Kota Tangerang

Pernyataan ini disampaikan dalam Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan I-2024. Pada triwulan I-2024, perekonomian domestik berhasil tumbuh sebesar 5,11 persen (yoy), naik dari 5,04 persen (yoy) pada triwulan IV-2023.

Pertumbuhan ini juga didorong oleh investasi yang sejalan dengan kelanjutan pembangunan infrastruktur pemerintah di berbagai wilayah, termasuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta meningkatnya pengeluaran pemerintah seiring dengan realisasi belanja barang yang meningkat, terutama terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024.

Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, belanja pemerintah pusat yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat mencapai Rp640,9 triliun, atau 77,8 persen dari total realisasi hingga Mei 2024.

Baca Juga: ORASI DENNY JA: Berakhirnya Era Kreator yang Tak Gunakan Artificial Intelligence

Sementara itu, investasi swasta yang dialokasikan untuk pembangunan IKN di Kalimantan Timur, yang dilakukan secara bertahap, telah mencapai Rp60 triliun hingga saat ini.

Kekuatan perekonomian domestik juga tercermin dalam indikator perbankan, seperti terlihat dari pertumbuhan kredit bank umum pada triwulan I-2024 yang mencapai 12,40 persen (yoy), meningkat dari 9,93 persen (yoy) pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan kredit ini didorong oleh meningkatnya aktivitas ekonomi, yang antara lain didukung oleh permintaan yang kuat pada konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah.

Baca Juga: BMKG Balikpapan Peringatkan Musim Kemarau Resiko Kebakaran Hutan Kian Meningkat

Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh sebesar 7,44 persen (yoy), meningkat dari 7,00 persen (yoy) pada tahun sebelumnya, yang turut berkontribusi terhadap terjaganya likuiditas perbankan.

Risiko kredit juga menunjukkan perbaikan, dengan rasio NPL gross yang turun menjadi 2,25 persen, meskipun NPL net sedikit naik menjadi 0,77 persen.

Sejalan dengan kinerja bank umum, bank perekonomian rakyat (BPR) dan BPR syariah (BPRS) juga mencatat kinerja yang baik. Meskipun pertumbuhan kredit/pembiayaan sedikit melambat, DPK tetap meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Indonesia Disebut Bisa Kalahkan China Produksi Anoda Baterai Litium, Luhut: Dalam Waktu Dekat

Rasio permodalan BPR dan BPRS tetap kuat, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) masing-masing sebesar 32,60 persen dan 23,57 persen.***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait