DECEMBER 9, 2022
Bisnis

AMRO Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi ASEAN+3 Tahun 2025

image
Pertumbuhan Ekonomi ASEAN (Antara)

BISNISABC.COM - Kantor Riset Makroekonomi ASEAN+3 (The ASEAN+3 Macroeconomic Research Office - AMRO) memperkirakan ekonomi kawasan ASEAN+3 akan tumbuh sebesar 4,2 persen pada tahun 2025, meskipun diperkirakan akan menghadapi hambatan yang meningkat akibat ketegangan perdagangan.

Kepala Ekonom AMRO, Hoe Ee Khor, dalam keterangan di Jakarta pada hari Selasa, menyatakan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan, khususnya penerapan tarif yang lebih tinggi oleh Amerika Serikat, dapat melemahkan permintaan eksternal di kawasan tersebut dan di seluruh dunia.

Namun, permintaan domestik yang kuat serta pertumbuhan ekspor diharapkan akan terus mendukung pertumbuhan regional. Khor juga menyebutkan bahwa kawasan ASEAN+3 berada di jalur yang tepat untuk mencapai pertumbuhan tahunan sebesar 4,2 persen pada tahun 2024, sesuai dengan proyeksi AMRO pada Oktober 2024.

Baca Juga: Wagner Lopes Janji Perbaiki Performa PSS Sleman Menjelang Pertandingan Berikutnya

Selain itu, inflasi di kawasan ini diperkirakan melambat menjadi 1,7 persen, kembali ke tingkat sebelum pandemi, berkat menurunnya harga energi dan transportasi global menjelang akhir tahun 2024.

Pertumbuhan ekonomi kawasan diperkirakan akan tetap berada di level 4,2 persen pada tahun 2025, sedikit di bawah perkiraan 4,4 persen dalam Pembaruan ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Oktober 2024. Revisi ini didasarkan pada asumsi bahwa Amerika Serikat akan mengenakan tarif yang lebih tinggi pada Tiongkok pada paruh kedua tahun 2025.

Dampak tarif yang lebih tinggi diperkirakan akan lebih berat bagi ekonomi China, Jepang, dan Korea Selatan, yang diproyeksikan tumbuh sebesar 4 persen pada tahun 2025. Di sisi lain, perekonomian ASEAN diperkirakan tidak terlalu terpengaruh, dengan pertumbuhan sebesar 4,8 persen pada tahun 2025.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Penumpang Natal dan Tahun Baru, KCIC Siapkan Layanan Ekstra dan Fasilitas Tambahan

Tekanan harga di seluruh kawasan ASEAN+3 diperkirakan akan tetap terkendali dengan baik. Inflasi, tidak termasuk Laos dan Myanmar, diproyeksikan meningkat menjadi 2,1 persen pada tahun 2025, didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan penyesuaian dari sisi penawaran. Namun, risiko inflasi tetap ada, terutama akibat potensi lonjakan harga komoditas global dan kondisi cuaca yang buruk.

Prospek ekonomi untuk kawasan ASEAN+3, yang berkontribusi lebih dari 40 persen terhadap pertumbuhan global, masih menghadapi ketidakpastian yang signifikan, termasuk meningkatnya ketegangan perdagangan dan perubahan ekspektasi terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat.

Indikator ekonomi terbaru dari Amerika Serikat, seperti pasar tenaga kerja yang ketat dan inflasi inti yang menguat, telah memicu kekhawatiran tentang tekanan inflasi yang berkelanjutan dan suku bunga tinggi yang berkepanjangan.

Baca Juga: Oppo Reno13 Series Segera Rilis: Inovasi Desain dan Teknologi Terbaru di Awal 2025

Hoe Ee Khor menambahkan bahwa banyak bank sentral regional telah mulai melonggarkan kebijakan moneter di tengah tekanan inflasi yang menurun. Namun, revisi ke atas ekspektasi suku bunga AS dapat memperlebar perbedaan antara jalur suku bunga AS dan regional, sehingga mempersulit pelaksanaan kebijakan moneter bagi negara-negara ASEAN+3.

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait