BISNISABC.COM - Menteri BUMN, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa keikutsertaan Indonesia sebagai anggota penuh BRICS dapat membawa manfaat bagi perdagangan negara dengan kawasan selatan.

Erick menjelaskan bahwa negara-negara anggota BRICS adalah mitra strategis bagi Indonesia, sehingga kerja sama perdagangan di antara mereka dapat terus ditingkatkan setelah resmi bergabung dalam organisasi tersebut.

"BRICS terdiri dari banyak negara sahabat. Hubungan perdagangan dengan negara-negara ini, seperti China, India, dan Rusia, dapat saling menguntungkan," ujar Erick di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: ADB Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Indonesia untuk Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi

Erick juga menegaskan bahwa Indonesia bersikap netral dan tidak memihak blok barat maupun timur.

Oleh karena itu, Indonesia memiliki kebebasan untuk bergabung dengan organisasi internasional manapun.

"Sebagai negara independen, Indonesia tidak terikat pada geopolitik manapun. Dengan bergabungnya kita di BRICS, kita tetap menjadi bagian dari WTO dan terus berdagang secara global. Inilah sikap Indonesia," tambahnya.

Baca Juga: Kementerian Keuangan Tegaskan PPN Transaksi QRIS Ditanggung Pedagang, Bukan Konsumen

Brasil, yang saat ini memegang presidensi BRICS, telah mengumumkan bahwa Indonesia resmi menjadi anggota organisasi internasional tersebut.

Pemerintah Brasil menyebutkan bahwa Indonesia, dengan populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, berbagi pandangan serupa dengan negara-negara BRICS lainnya dalam mendukung reformasi institusi global dan memperkuat kerja sama antar negara-negara Selatan Global.

Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa 7 Januari 2025, menyampaikan bahwa Indonesia menyambut baik keanggotaan penuhnya di BRICS dan berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam agenda organisasi tersebut.

Baca Juga: 5 Rekomendasi HP Oppo 5G yang Punya Spesifikasi Gahar dan Cocok Buat Gaming

Indonesia bertekad untuk berperan melalui BRICS dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat, serta menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif dan adil.