BISNISABC.COM - Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Sumatera Barat (Sumbar) melaporkan pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut menunjukkan performa positif sepanjang tahun 2024.

Menurut Kepala DJPb Provinsi Sumbar, Syukriah, laju pertumbuhan ekonomi Sumbar pada triwulan III 2024 mencapai 4,33 persen secara year on year (yoy).

Struktur perekonomian Sumbar masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menyumbang 21,34 persen, serta pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 51,60 persen terhadap total ekonomi daerah.

Baca Juga: Jota Tampil Memukau sebagai Penyerang Tengah, Liverpool Menang 2-0 atas Ipswich Town

Di sisi inflasi, Sumbar mencatatkan angka yang terkendali. Pada November 2024, inflasi mencapai 0,80 persen (yoy) dan 0,27 persen month to month (mtm), lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 1,55 persen (yoy) dan 0,30 persen (mtm).

Pada sektor perdagangan, Sumbar mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar Rp3,2 triliun pada Oktober 2024, meningkat signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.

Syukriah menyebut peningkatan ini didorong oleh pemulihan harga komoditas di pasar global.

Baca Juga: Perbedaan Vasektomi dan Kebiri: Prosedur dan Dampaknya pada Kesehatan Pria

Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) Sumbar pada November 2024 mencapai 129,36, naik 3,02 persen dari bulan sebelumnya dan lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 121,29.

Dari sisi APBN, pendapatan negara yang dipungut di Sumbar hingga November 2024 tercatat mencapai Rp7,49 triliun, meningkat 3,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Sementara itu, belanja negara mencapai Rp30,48 triliun, naik 9,90 persen. Selisih antara pendapatan dan belanja menghasilkan defisit regional sebesar Rp22,99 triliun, naik 12,21 persen dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Zulkifli Hasan Sebut Indonesia Berkomitmen Hentikan Impor Beras, Jagung, Gula, dan Garam

Dengan capaian tersebut, ekonomi Sumbar menunjukkan performa yang solid, dengan pertumbuhan positif, inflasi terkendali, dan kontribusi sektor strategis yang tetap kuat.***