BISNISABC.COM - Kota Maumere di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali diguncang gempa dangkal yang, menurut analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), disebabkan oleh aktivitas Sesar Naik Busur Belakang Flores atau Flores Back Arc Thrust.

Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan pada Sabtu bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Pusat gempa terdeteksi berada di laut pada kedalaman 10 kilometer, dengan lokasi pada koordinat 8,29° Lintang Selatan dan 122,16° Bujur Timur, atau sekitar 37 kilometer barat laut Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT.

Baca Juga: Bersama Khairul Jasmi, Kreator Era AI Akan Diskusikan Pemanfaatan AI Dalam Dunia Jurnalistik

Gempa berkekuatan magnitudo 4,1 ini dilaporkan terjadi pada pukul 10:59 WIB dan dirasakan di wilayah Maumere dengan intensitas II-III MMI.

BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, berdasarkan hasil analisis parameter gempa terkini.

Hingga pukul 11:05 WIB, belum terdeteksi adanya gempa susulan, dan belum ada laporan kerusakan akibat peristiwa tektonik ini.

Baca Juga: Khairul Jasmi Sebut AI Hanya Alat Bantu, Bukan untuk Menuangkan Isi Pikiran Jurnalis

BMKG mengungkapkan bahwa episenter gempa kali ini berada dekat dengan lokasi gempa besar yang memicu tsunami dahsyat pada 12 Desember 1992.

Gempa yang berkekuatan 7,8 magnitudo saat itu terjadi di lepas pantai Flores pada pukul 13.29 WITA.

Tsunami setinggi 26 meter yang dipicu oleh gempa tersebut menghancurkan permukiman di pesisir pantai Flores.

Baca Juga: Sri Mulyani Bahas Program Makan Bergizi Gratis dengan Gates Foundation untuk Atasi Stunting

Tragedi tersebut menyebabkan lebih dari 2.500 orang meninggal atau hilang, termasuk 1.490 korban di Maumere dan 700 di Pulau Babi. Sebanyak 500 lebih orang terluka, dan sekitar 90.000 orang kehilangan tempat tinggal.