Indonesia Ajukan Tiga Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO pada Desember 2024
- Penulis : Imron Fauzi
- Minggu, 17 November 2024 21:12 WIB
BISNISABC.COM - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan bahwa Indonesia akan mengajukan tiga warisan budaya sebagai warisan budaya takbenda dunia kepada UNESCO pada Desember 2024.
Ketiga warisan budaya tersebut adalah Reog Ponorogo, alat musik Kolintang, dan pakaian kebaya.
"Upaya pelestarian budaya semakin kami tingkatkan dalam beberapa tahun terakhir melalui berbagai program konkret, seperti pengajuan warisan budaya ke UNESCO.
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Lava Pijar Terlihat Menerangi Langit di Flores Timur
Pengajuan ini akan dilakukan pada Desember 2024," ujar Fadli Zon dalam acara Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) 2024 di Jakarta, Sabtu malam.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk melestarikan, menjaga, dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia.
Selain itu, tujuan lainnya adalah menggali kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam warisan budaya, seperti gotong royong, kebersamaan, dan penghormatan terhadap keberagaman.
Baca Juga: OJK Tegaskan Komitmen Penegakan Hukum Terkait Kasus Investree dan Fintech P2P Lending
"Kita adalah salah satu negara terkaya akan budaya di dunia. Setelah saya mengunjungi banyak negara, saya yakin tidak ada yang lebih kaya secara budaya dibanding Indonesia," tambah Fadli.
Selain pengajuan ke UNESCO, pemerintah juga mengandalkan sejumlah regulasi seperti UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Regulasi ini menjadi fondasi dalam melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya untuk memperkuat jati diri bangsa serta persatuan nasional.
Baca Juga: Perbedaan Vasektomi dan Kebiri: Prosedur dan Dampaknya pada Kesehatan Pria
Fadli juga berharap di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, kebudayaan Indonesia dapat semakin dikembangkan dan dimanfaatkan untuk menciptakan masyarakat yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.***