William Hickey: Indonesia Harus Tingkatkan Kualitas Ekspor untuk Hadapi Kebijakan Proteksionisme Trump
- Penulis : Imron Fauzi
- Sabtu, 09 November 2024 19:00 WIB
BISNISABC.COM - William Hickey, seorang akademisi dari Guangdong University of Foreign Studies (GDUFS), mengungkapkan bahwa Indonesia perlu meningkatkan kualitas produk ekspor untuk mempertahankan hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Menurutnya, kebijakan proteksionisme yang akan diterapkan oleh Donald Trump, yang diprediksi akan kembali terpilih sebagai Presiden AS setelah mengalahkan Kamala Harris di Pemilu 2024, bisa menyulitkan arus barang masuk ke AS.
"Indonesia harus melakukan perbaikan jika ingin mempertahankan dan meningkatkan hubungan ekspor-impor dengan AS," kata William di Guangzhou, China, Jumat.
Baca Juga: KJRI Kuching Mendampingi Pemulangan WNI Marlia, Korban TPPO Setelah 17 Tahun Tak Digaji
Ia menambahkan bahwa slogan "America First" yang dibawa Trump selama kampanye mencerminkan upaya untuk melindungi ekonomi domestik AS dengan mengurangi ketergantungan pada negara lain.
Langkah proteksionisme ini diperkirakan akan menghambat arus barang, termasuk produk Indonesia, ke AS.
Oleh karena itu, William menyarankan Indonesia untuk meningkatkan inovasi, daya saing, dan memperkuat digitalisasi untuk meningkatkan kualitas produk ekspornya.
Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Tegaskan Subsidi LPG Tidak Akan Berubah, Tetap Sesuai Skema Saat Ini
"Indonesia juga perlu membuat proses investasi lebih efisien," ujar William.
Mengenai digitalisasi, ia mengapresiasi potensi pekerja digital Indonesia yang memiliki kemampuan tinggi, yang sejalan dengan program-program pemerintah seperti Digital Leadership Academy (DLA) dan Digital Talent Center (DTC).
Namun, ia juga mengingatkan bahwa untuk memaksimalkan potensi ini, Indonesia perlu memiliki regulasi yang tepat agar angkatan kerja digital dapat berkembang dengan optimal.
Baca Juga: Diskusi Kreator Era AI, Wijaya Kusumah Sebut Kecerdasan Buatan Dapat Mendukung Siswa Belajar
"Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dalam hal digitalisasi, tetapi regulasi yang tepat harus diterapkan agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal," tambahnya.
Kekhawatiran terkait kebijakan proteksionisme Trump ini juga disuarakan oleh pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, yang menilai bahwa kebijakan tersebut akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia ke AS, terutama terkait dengan penerapan tarif impor yang lebih tinggi.***