Komentari Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Festival Ubud Bisa Dorong Kolaborasi Kreatif antara Penulis
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 03 Oktober 2024 12:09 WIB
BISNISABC.COM – Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar menyebutkan bahwa festival penulis seperti Ubud Writers & Readers Festival bisa mendorong lahirnya kolaborasi kreatif antara penulis, seniman, dan profesional kreatif lainnya.
Hal itu dikatakan Satrio Arismunandar saat menanggapi tema diskusi tentang Ubud Writers & Readers Festival. Diskusi daring di Jakarta, Kamis malam, 3 Oktober 2024.
Diskusi yang diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, dan diketuai penulis senior Denny JA itu menghadirkan narasumber Janet DeNeefe, Pendiri dan Direktur Ubud Writers & Readers Festival (UWRF). Diskusi itu akan dipandu oleh Anick HT dan Amelia Fitriani.
Baca Juga: Denny JA Serahkan Lukisan Paus Fransiskus Membasuh Kaki Rakyat ke Gereja Katolik Santo Servatius
Satrio mengungkapkan, kolaborasi kreatif antara penulis, seniman dan profesional lain tersebut dapat menghasilkan proyek-proyek baru, baik di bidang penulisan, penerbitan, maupun media lain.
Menurut Satrio, hal penting dari festival penulis adalah munculnya peluang jaringan (networking). UWRF memberi kesempatan bagi penulis untuk bertemu dengan rekan sejawat, editor, penerbit, serta agen literatur dari berbagai negara.
“Ini memungkinkan para penulis untuk membangun koneksi penting, yang dapat mendukung karier menulis mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Jota Tampil Memukau sebagai Penyerang Tengah, Liverpool Menang 2-0 atas Ipswich Town
“Selain itu, penulis juga dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan penulis lain, baik lokal maupun internasional, sehingga memperluas wawasan mereka tentang dunia sastra global,” lanjut Satrio.
Satrio menambahkan, UWRF, sebagai festival sastra internasional yang diadakan di Bali, menjadi tempat di mana penulis dari berbagai latar belakang budaya dan negara dapat berbagi pengalaman dan perspektif.
“Hal ini membantu memperkaya pemahaman penulis tentang isu-isu global, keberagaman, dan humanisme dalam sastra,” tutur Satrio.
Baca Juga: Jagung Jadi Pilar Ekonomi Ngawi, Bupati Ony Anwar Harsono Soroti Potensi Keuntungan Petani
Selain itu, jelas Satrio, penulis lokal juga mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan penulis dari berbagai negara. Hal ini dapat memperluas perspektif mereka tentang literatur internasional.
Satrio mencermati, banyak sesi di UWRF yang membahas isu-isu penting seperti hak asasi manusia, perubahan iklim, kesetaraan gender, dan kebebasan berekspresi.
“Penulis yang terlibat dalam diskusi ini dapat memperkuat pesan-pesan sosial mereka dan menggunakan platform festival untuk mendorong perubahan sosial melalui karya sastra,” lanjutnya.
Baca Juga: Resep Bikin Ikan Tuna Woku ala Devina Hermawan yang Gurih dan Pedas, Anti Gagal!
Satrio menyimpulkan, secara keseluruhan, Ubud Writers & Readers Festival memberikan penulis kesempatan yang langka untuk mengembangkan keterampilan, membangun jaringan, dan memperluas jangkauan karya mereka dalam suasana yang penuh dengan semangat literasi dan kreativitas.***