DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Sumsel Alami Deflasi 0,12 Persen pada September 2024, Ini Penyebabnya!

image
Sumsel alami deflasi (Antara)

BISNISABC.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada September 2024.

"Pada bulan September 2024, Sumsel mencatat deflasi 0,12 persen secara mtm, sementara inflasi tahunan (year on year/yoy) mencapai 1,40 persen," ungkap Intan Yudistri Pebrina, Statistisi Ahli Madya Statistik Distribusi BPS Provinsi Sumsel, di Palembang pada Selasa.

Intan menjelaskan bahwa penyebab utama deflasi bulan September 2024 secara mtm berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang berkontribusi sebesar 0,15 persen.

Baca Juga: Mantan wartawan terjun Kebinsin Kuliner jualan es dawet, dari cuma Rp20 ribu kini sehari bisa cuan Rp3 juta

Komoditas utama yang berkontribusi pada deflasi dalam kelompok ini termasuk cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, tomat, dan kentang.

"Lima komoditas utama yang menyumbang deflasi terbesar pada September 2024 adalah cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, tomat, dan bensin," tambahnya.

Ia juga menyebutkan bahwa target deflasi untuk tahun 2024 dapat tercapai, dengan bulan September menjadi indikasi positif, dan bulan Desember diperkirakan menjadi periode puncak.

Baca Juga: Denny JA Resmikan Kelas Kreator Cerdas AI di SMK Muhammadiyah Cepu Blora

"Melihat kondisi bulan September, seharusnya target ini bisa tercapai, terutama karena Desember ada perayaan Natal dan Tahun Baru. Penting untuk tetap mengendalikan inflasi secara konsisten, apalagi saat ini kita mendekati pilkada," jelasnya.

Intan menekankan bahwa jika inflasi dapat dikendalikan dan harga tetap stabil, maka semuanya akan terjaga.

"Saat ini juga memasuki musim hujan, sehingga perlu hati-hati terhadap distribusi. Biasanya, musim hujan bisa mengganggu distribusi, seperti yang pernah terjadi sebelumnya dengan jembatan putus atau banjir, yang dapat menjadi hambatan dan berpotensi memicu inflasi," katanya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait