Kenapa Mayoritas UMKM Gagal? Simak 3 Alasan Utamanya!
- Penulis : Imron Fauzi
- Selasa, 17 September 2024 13:00 WIB
BISNISABC.COM - UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memiliki peran besar dalam perekonomian Indonesia dengan kontribusi mencapai ribuan triliun.
Namun, meski berkontribusi besar, banyak dari UMKM ini yang tidak mampu bertahan lama.
Pertanyaannya, kenapa UMKM, yang seharusnya menjadi tulang punggung perekonomian, justru banyak yang tutup?
Baca Juga: 9.912 Narapidana di Riau Terima Remisi HUT RI,Pj Gubernur: Motivasi untuk Selalu Berperilaku Baik
Ada beberapa faktor yang menyebabkan UMKM sulit bertahan, mulai dari digitalisasi yang kurang maksimal hingga ketidakmampuan bersaing dengan perusahaan besar.
Selain itu, tantangan dalam menangkap tren pasar juga membuat UMKM sering tertinggal.
Berikut ini, kita akan membahas tiga alasan utama kenapa banyak UMKM gagal dan apa yang bisa dilakukan agar usaha kalian bisa terus bertahan dikutip dari YouTube Raymond Chin.
Baca Juga: Cara Praktis Memulai Bisnis dari Nol: Langkah Sederhana Menuju Sukses
1. Kurangnya Digitalisasi
Saat ini, banyak UMKM yang masih belum go digital.
Berdasarkan data, hanya 8% UMKM di Indonesia yang sudah mengadopsi digitalisasi.
Baca Juga: Lakukan 3 Hal Ini Saat Kuliah Agar Cepat Dapat Kerja, Jarang Diketahui!
Padahal, 65% bisnis di Singapura dan 35% di Vietnam sudah beralih ke platform digital seperti toko online dan media sosial.
Digitalisasi tidak hanya sekadar memiliki media sosial, tapi juga bagaimana memanfaatkannya untuk marketing, sales, hingga operasi bisnis.
Mulailah dengan langkah sederhana seperti membuka toko online, menggunakan ads di Facebook atau TikTok, bahkan mencoba social commerce dengan live streaming di TikTok.
Hal ini bisa meningkatkan visibilitas usaha kalian dan membantu bisnis berkembang.
2. Kalah Saing dengan Perusahaan Besar
Banyak pelaku UMKM merasa kalah dengan perusahaan besar karena perbedaan sumber daya.
Baca Juga: Guna Bawa Perubahan Besar di Masa Depan, Denny JA Bentuk Forum Kreator Era Artificial Intelligence
Tapi, masalahnya bukan hanya soal modal atau jumlah karyawan.
UMKM sering kali gagal bersaing karena kurangnya perencanaan bisnis yang matang.
Berdasarkan data dari Kementerian UMKM, hanya 17% UMKM yang memiliki rencana bisnis formal.
Padahal, rencana bisnis yang terstruktur bisa membantu usaha kecil bergerak lebih cepat dan adaptif dibanding perusahaan besar yang kaku.
3. Kesulitan Menangkap Tren
Banyak UMKM yang tidak mampu mengikuti perubahan tren pasar, karena masih mengandalkan intuisi atau feeling.
Hanya 10% UMKM yang menggunakan tools seperti Google Trends atau Google Analytics untuk memahami perilaku konsumen mereka.
Padahal, tren dan perubahan perilaku konsumen sangat penting dalam membuat strategi penjualan yang efektif.
Dengan mengikuti tren, kalian bisa lebih relevan dan terus berinovasi tanpa harus menjadi bisnis yang hanya ikut-ikutan hype sesaat.
Dengan strategi yang tepat, bukan tidak mungkin UMKM bisa tumbuh lebih besar dan menjadi pemain utama di industri masing-masing.
Jadi, jangan takut untuk terus belajar dan berinovasi agar bisnis kalian tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang.***
Penulis: I'shmatul Maula