DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Revolusi Kreativitas Bersama Artificial Intelligence (1)

image
Catatan Denny JA: Revolusi Kreativitas Bersama Artificial Intelligence (1). (istimewa)

Fenomena ini menggarisbawahi salah satu pertanyaan mendasar dalam dunia seni: Apakah seni yang diciptakan oleh AI dapat dianggap sebagai karya seni sejati? 

Apakah teknologi dapat menggantikan intuisi, emosi, dan sentuhan manusia dalam menciptakan sesuatu yang benar-benar orisinal? 

Seni visual, sepanjang sejarahnya, selalu menjadi cerminan dari jiwa manusia—ekspresi terdalam dari pengalaman, pemikiran, dan emosi kita. 

Baca Juga: NFA minta Bulog pasok kedelai ke pengrajin tahu dan tempe

Dari lukisan gua di Lascaux hingga karya abstrak Jackson Pollock, seni telah menjadi medium untuk memahami dan menginterpretasikan dunia di sekitar kita. Namun, dengan munculnya AI dalam proses kreatif, batas-batas antara seniman dan mesin mulai kabur.

Sejarah penggunaan teknologi dalam seni visual sebenarnya telah dimulai sejak lama. Pada abad ke-20, seniman seperti Marcel Duchamp dan Andy Warhol mulai menggunakan teknik-teknik baru, seperti cetak ulang dan kolase, yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan karya seni yang revolusioner. 

Warhol, misalnya, menggunakan teknik cetak saring untuk memproduksi massal gambar-gambar ikonik seperti "Marilyn Diptych," yang memadukan seni dan komersialisme dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Baca Juga: Ultra Milk Producer (ULTJ) bagikan dividen Rp 311,95 miliar, naik 23,85 persen

Namun, meskipun teknologi telah lama menjadi alat bagi seniman, keputusan kreatif dan visi artistik tetap berada di tangan manusia.

Kemajuan teknologi pada abad ke-21 membawa kita ke era di mana AI seperti  GANs (Generative Adversarial Networks) dan  DALL·E mulai memainkan peran yang lebih besar dalam penciptaan seni. 

GANs, seperti yang digunakan dalam penciptaan "Portrait of Edmond de Belamy," bekerja dengan cara mempelajari data set gambar dan menghasilkan karya baru yang meniru pola-pola yang ditemukan dalam data tersebut. 

Baca Juga: Antisipasi Kenaikan Harga Cabai, Pemkab Gorontalo Gelar Pasar Murah

Sementara itu, DALL·E, yang dikembangkan oleh OpenAI, mampu menghasilkan gambar-gambar yang belum pernah ada sebelumnya berdasarkan deskripsi teks yang diberikan oleh pengguna. 

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait