Oleh: Denny JA
(Kumpulan Penulis dan Aktivis Rehat dan Merenung di daerah Gunung Setelah Aksi Protes bulan Agustus 2024)
BISNISABC.COM - Pagi hari, di gunung yang sejuk,
saat embun masih menggantung di ujung daun,
aku terjaga, bukan oleh yel-yel aksi protes hari itu, (1)
tapi oleh nyanyian lembut dari langit.
Baca Juga: Dinilai Ada Kecurangan, Negara Amerika Latin Tolak Akui Hasil Pilpres Venezuela
Suara burung itu, sederhana, namun begitu murni, indah dan lembut,
menerbangkan jiwaku lepas dari bumi.
Aku, terbiasa mengejar mimpi perubahan dunia,
berlari di jalan-jalan berdebu, berhadapan dengan aparat keamanan.
Di antara bisingnya perdebatan gagasan,
soal politik yang seharusnya,
perkara ekonomi yang semestinya,
aku lupa pada keheningan yang dulu pernah kusentuh.
Namun pagi ini, suara burung itu,
mengundangku masuk ke dalam diri,
mengajak langkahku kembali ke arah yang tak terlihat,
ke ruang hening yang menyimpan jawaban,
ke tempat pertanyaan abadi itu kembali bergema:
“Apa yang sebenarnya kau cari?”
Adakah makna di balik segala hiruk pikuk ini?
Apakah perubahan dunia luar semata yang kukejar?
Apakah itu memang ujung dari nikmat hidup?
Suara burung pagi itu membawaku terbang ke dalam., kembali masuklah ke dasar batinku.
Baca Juga: 9.912 Narapidana di Riau Terima Remisi HUT RI,Pj Gubernur: Motivasi untuk Selalu Berperilaku Baik
Aku duduk di bawah langit pagi,
merasakan setiap not yang diterbangkan angin.
Suara burung itu, bukan hanya sebuah lagu,
tapi panggilan untuk merenung,
menemukan arti kesunyian.
Langit menjadi cermin raksasa.
kulihat wajah batinku di sana.
Tampak di luar, aku seorang aktivis yang sibuk mengubah dunia.
Tapi di dalam, terlihat wajahku yang lain.
Terlihat luka yang menganga.
Tampak hampa yang menekan.
Terasa jiwa yang gelisah.
Baca Juga: Resep Kimchi Korea: Cara Membuat Acar Pedas yang Lezat dan Sehat dengan Bahan Lokal
Suara burung pagi hari di gunung ini,
menjadi pintu agar aku kembali masuk ke halaman luas yang terlupakan:
renungan meaning of life,
panggilan makna hidup tertinggi.
Bogor, 31 Agustus 2024***
CATATAN
Baca Juga: Satrio Arismunandar Tanggapi Diskusi SATUPENA: Karakter Bangsa Bersifat Generalisasi dan Stereotip
(1) Bulan Agustus 2024, berlangsung aksi protes civil society yang meluas di berbagai kota soal masa depan demokrasi di Indonesia. KLIK DI SINI