Bapanas Tekankan Peran BUMN Pangan sebagai Pembeli Cadangan Produksi Domestik
- Penulis : Imron Fauzi
- Senin, 26 Agustus 2024 21:00 WIB
BISNISABC.COM - Badan Pangan Nasional atau Bapanas menegaskan pentingnya peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pangan sebagai pembeli cadangan untuk hasil produksi domestik.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), BUMN pangan harus berfungsi sebagai pembeli cadangan guna menyerap hasil produksi dalam negeri.
"Perpres 125 Tahun 2022 tentang CPP sudah ada, dan saat ini yang diperlukan adalah anggaran. Ketika Menteri Pertanian dan timnya sudah melakukan produksi, kita harus siap dengan pihak yang akan menyerap hasilnya. Ini adalah peran BUMN pangan, yang kami tugaskan untuk menyerap hasil produksi. Anggaran diperlukan untuk proses offtake, namun ini bukan anggaran yang hilang begitu saja. Misalnya, Rp 30 triliun untuk 3 juta ton beras; ini berarti anggaran tersebut digunakan dalam transaksi jual beli, bukan uang yang hilang, melainkan dana untuk CPP," jelas Arief di Jakarta, Senin.
Baca Juga: 9.912 Narapidana di Riau Terima Remisi HUT RI,Pj Gubernur: Motivasi untuk Selalu Berperilaku Baik
Penyerapan oleh BUMN berfungsi untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani serta membentuk stok teragregasi yang bisa digunakan pemerintah dalam pengendalian pangan pokok strategis.
"Kita harus memperbaiki ketahanan pangan. Peningkatan produksi dari Kementerian Pertanian (Kementan) harus terintegrasi dengan adanya offtaker atau standby buyer untuk CPP. Agar produksi meningkat, petani harus diberikan ruang untuk mendapatkan keuntungan. Pangan yang berkelanjutan memerlukan kepastian pasar. Jadi, saat petani menanam, harus ada standby buyer. Jika belum ada, kita perlu mengaturnya sesuai kebutuhan," tambah Arief.
Arief juga menyatakan bahwa seluruh proses, dari produksi hingga adanya standby buyer, harus terintegrasi agar pangan dapat terdistribusi ke seluruh daerah di Indonesia.
Baca Juga: BKPM Terbitkan 10 Juta NIB Melalui OSS, Guna Mudahkan Pelaku Usaha dan Investor
"Kita harus menyiapkan infrastruktur, seperti jalan tani, saluran irigasi, dan pelabuhan untuk transportasi. Ini termasuk program cetak sawah baru dan dukungan pasca panen. Jika produksi meningkat, kita harus memastikan proses dari produksi hingga adanya standby buyer berjalan mulus, agar produk bisa sampai ke daerah-daerah seperti Timika, Biak, dan lainnya. Fokus utama adalah untuk mendukung produksi di Indonesia Timur," kata Arief.
Tugas Bapanas adalah menghubungkan antara petani dan peternak dengan sistem offtake yang memastikan harga tetap wajar.
"Kami adalah organisasi yang efisien dalam mengatur regulasi harga acuan, stok pemerintah, dan sebagainya. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kami harus mencegah penurunan harga di tingkat petani dan daya beli masyarakat. Saat ini, inflasi volatile food berada di angka 3,63 persen, sedangkan total inflasi tahunan hanya 2,13 persen. Ini merupakan hasil kerja keras bersama," tutup Arief.***