Netanyahu Janjikan Tarik Pasukan Israel dari Koridor Philadelphi sebagai Bagian dari Negosiasi dengan AS
- Penulis : Imron Fauzi
- Minggu, 25 Agustus 2024 08:10 WIB
BISNISABC.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berkomitmen kepada Presiden AS, Joe Biden, untuk menarik mundur pasukan Israel sejauh satu kilometer dari Koridor Philadelphi, sebuah jalur sepanjang 14 kilometer di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.
Netanyahu juga berjanji akan meninggalkan beberapa pos militer di area tersebut.
Komitmen ini diungkapkan Netanyahu dalam diskusi antara Israel dan AS mengenai serangan militer di Gaza dan dampaknya terhadap keamanan regional, seperti dilaporkan oleh Channel 12 Israel.
Baca Juga: Bantal Kereta Cepat Whoosh Hilang, KCIC Imbau Penumpang Agar Tak Merusak Fasilitas
Laporan tersebut tidak memberikan rincian mengenai jadwal penarikan atau jumlah pos militer yang akan tetap ada di area tersebut.
Koridor Philadelphi, zona penyangga sepanjang 14 kilometer yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, merupakan isu penting dalam negosiasi antara Israel dan Hamas.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Israel maupun AS mengenai janji tersebut.
Baca Juga: ORASI DENNY JA: Dibatalkannya RUU Pilkada dan Pentingnya Kompetisi Politik
Dalam beberapa bulan terakhir, AS, Qatar, dan Mesir telah berusaha mediasi untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas terkait pertukaran tahanan, gencatan senjata, dan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Namun, mediasi ini terhambat oleh penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.
Serangan Israel di Gaza masih berlanjut setelah serangan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta gencatan senjata segera.
Baca Juga: Jadi Narasumber SATUPENA, Yeni Sahnaz Bahas Risiko Perundungan pada Anak Cerdas Istimewa
Konflik ini telah menyebabkan lebih dari 40.200 kematian warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta lebih dari 93.000 luka-luka menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade yang terus-menerus di Gaza telah mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.
Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum invasi pada 6 Mei.***