Menparekraf Sebut Penutupan TNK Secara Berkala Demi Dukung Kelestarian Lingkungan
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 08 Agustus 2024 10:40 WIB
BISNISABC.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan rencana penutupan sementara Taman Nasional Komodo (TNK) bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Menurut Menparekraf, Plt Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores telah menjelaskan tujuan utamanya untuk memastikan TNK tetap sesuai dengan daya dukungnya, dengan kuota pengunjung yang disesuaikan.
Sandiaga juga menambahkan bahwa salah satu tamu investor dari Inggris yang datang bersama keluarganya ke Labuan Bajo telah diberitahukan bahwa kunjungan ke TNK sangat terbatas untuk mendukung pelestarian lingkungan.
Baca Juga: TNI AL Sukses Gagalkan Penyelundupan 73.033 Benur Lobster di Pelabuhan Merak
"Investor tersebut dapat memahami hal ini, tetapi saya juga memberikan opsi untuk melihat Komodo di Pulau Rinca, di mana pengalamannya serupa namun tidak menambah beban di Taman Nasional Komodo yang telah ditetapkan kapasitasnya," jelas Sandiaga.
Ia menyebutkan bahwa studi Kemenparekraf menunjukkan jumlah kunjungan ideal ke TNK berkisar antara 700 hingga 1.200 orang per hari. Namun, data tersebut bersifat dinamis dan kemungkinan berubah seiring dengan perubahan iklim, isu lingkungan, dan kerusakan ekosistem di TNK.
"Kita harus terus memperbarui data ini agar tidak menggunakan informasi lama. Sangat penting bagi kita untuk mematuhi aturan ini agar pariwisata tidak memberikan dampak negatif terhadap keberlanjutan ekosistem lingkungan," tegasnya.
Baca Juga: BMKG Sebut Gempa Magnitudo 3,5 Guncang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat
Sebelumnya, Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK) Hendrikus Rani Siga mengungkapkan bahwa rencana sistem buka tutup kawasan taman nasional bertujuan untuk pemulihan ekosistem yang terganggu akibat aktivitas pariwisata.
"Secara prinsip, kawasan taman nasional membutuhkan waktu untuk istirahat dan pemulihan, demikian pula dengan sarana prasarana yang perlu dirawat dan dibersihkan secara berkala untuk mengurangi potensi kerusakan," katanya di Labuan Bajo pada Kamis (25/7) lalu.
Hendrikus juga menyampaikan bahwa kawasan perairan TNK mengalami tekanan akibat aktivitas pariwisata, yang menyebabkan kerusakan seperti pembuangan jangkar kapal wisata di tempat yang tidak sesuai, aktivitas menyelam, sampah, dan limbah kapal wisata.
Baca Juga: Bapperida Sigi Sebut Gerakan Pangan Murah dan Pasar Efektif Kendalikan Inflasi
Menurutnya, sistem buka tutup kawasan TNK merupakan upaya pengaturan jadwal kunjungan wisatawan, dan penutupan berkala ini akan didasarkan pada kajian ilmiah yang melibatkan pakar dari berbagai bidang, termasuk lingkungan, pariwisata, ekonomi, sosial, dan budaya.***