DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Produksi Tembakau di Kediri Terhambat Kemarau Panjang dan Serangan Virus

image
Produksi Tembakau di Kediri Terhambat (Antara)

BISNISABC.COm - Para petani tembakau di Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri mengungkapkan bahwa kemarau panjang yang terjadi turut mempengaruhi produksi tembakau, sehingga hasil panen belum bisa maksimal.

Supriyadi, seorang petani tembakau sekaligus Kepala Desa Pagung mengungkapkan salah satu tantangan yang dihadapi adalah kondisi cuaca dan serangan virus.

Menurutnya, tahun ini cuaca di Kediri kurang mendukung para petani karena kekeringan lebih lama, sehingga pasokan air berkurang.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Defisit APBN 2023 Jadi Bekal Kuat untuk Hadapi Tantangan Ekonomi 2024

Supriyadi juga menjelaskan bahwa serangan virus menjadi masalah serius. Jika tanaman terinfeksi virus, lahan tersebut perlu dibiarkan selama 2-3 tahun sebelum bisa ditanami kembali.

Jika tetap dipaksa ditanami di lahan yang terinfeksi, tanaman kemungkinan besar akan mati.

Ia juga menambahkan bahwa warga desanya semakin tertarik untuk beralih ke budi daya tembakau daripada tanaman lain.

Baca Juga: ORASI DENNY JA: Dibatalkannya RUU Pilkada dan Pentingnya Kompetisi Politik

Para petani telah mulai menekuni budi daya tembakau ini sekitar tujuh tahun terakhir. Pada tahun 2023, sekitar 50 petani di Desa Pagung menekuni budi daya tembakau, dan jumlah ini meningkat menjadi 70 petani pada tahun 2024.

Supriyadi sendiri menanam tembakau di lahan seluas 1,5 hektare. Tanaman tembakaunya dapat dipanen setelah berusia 70 hari dan proses panen selesai pada usia 120 hari.

"Saat ini panen sudah dimulai. Untuk hasilnya belum bisa dipastikan karena tembakau baru saja dipanen dan belum dirajang. Nanti, setelah kering, kita akan tahu berapa jumlah produksinya," tambahnya.

Baca Juga: Jadi Narasumber SATUPENA, Yeni Sahnaz Bahas Risiko Perundungan pada Anak Cerdas Istimewa

Supriyadi berharap hasil panen tahun ini lebih baik. Tahun lalu, dari lahan seluas satu hektare, bisa dihasilkan 1,5 ton tembakau kering. 

Mengenai harga jual, Supriyadi belum bisa memastikan. Namun, ia menyebutkan bahwa para petani tidak kesulitan menjual tembakau karena sudah terikat kontrak dengan mitra.

Mitra perusahaan menyediakan bantuan bibit, sementara pupuk disediakan oleh pemerintah kabupaten melalui program dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT).

Baca Juga: Pemkot Makassar Tawarkan Tiga Proyek Strategis kepada JTA International dari Qatar

"Pasar sudah terjamin karena ada kontrak. Pabrik juga memberikan bibit, dan dinas pertanian menyediakan pupuk dari cukai," ujarnya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait