Ramalan BMKG: Waspadai Terjadinya Kekeringan Meteorologis di DIY
- Penulis : Imron Fauzi
- Senin, 12 Agustus 2024 10:45 WIB
BISNISABC.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengingatkan warga di Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY waspada terhadap terjadinya kekeringan meteorologis selama musim kemarau 2024.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas, menjelaskan bahwa potensi kekeringan ini didasarkan pada hasil pemantauan curah hujan hingga 9 Agustus 2024, serta prakiraan curah hujan untuk dua dasarian (20 hari) ke depan.
"Kami mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah yang berada di wilayah dengan peringatan dini untuk segera mengambil langkah-langkah antisipasi terhadap dampak kekeringan ini," ujar Reni.
Baca Juga: BI Sebut Digital Farming Mampu Dorong Peningkatan Produksi Pangan di Tanah Papua
Ia menambahkan bahwa peringatan dini ini dikeluarkan karena adanya penurunan curah hujan dari kondisi normal dalam jangka waktu yang panjang, yang dapat berlangsung selama beberapa bulan.
BMKG juga mencatat bahwa potensi kekeringan dengan status siaga terdeteksi di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul.
"Daerah-daerah dengan status siaga tersebut telah mengalami lebih dari 31 hari tanpa hujan, dengan prakiraan curah hujan yang rendah di bawah 20 mm per dasarian," jelasnya.
Baca Juga: Sekjen SATUPENA: Orang yang Berumur Panjang Biasanya Memiliki Jaringan Sosial yang Kuat
Selain itu, BMKG juga melaporkan bahwa beberapa wilayah di DIY, termasuk Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Sleman, berada dalam status waspada kekeringan. Wilayah-wilayah ini telah mengalami lebih dari 21 hari tanpa hujan dengan perkiraan curah hujan yang rendah di bawah 20 mm per dasarian.
Reni mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspadai dampak kekeringan, terutama pada sektor pertanian yang bergantung pada hujan.
Masyarakat juga diharapkan waspada terhadap berkurangnya ketersediaan air tanah, serta meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat kekeringan yang berkepanjangan.
Baca Juga: Bulog Baubau distribusi Bantuan Pangan 1.500 Ton untuk Lima Daerah di Kepulauan Buton
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Andi Nawa Candra, menyebutkan bahwa hingga Juli 2024, kekeringan telah berdampak pada tanaman padi, khususnya di lahan tadah hujan yang tidak memiliki irigasi teknis.
"Beberapa wilayah di Gunungkidul yang merupakan lahan tadah hujan mengalami gagal panen atau puso akibat kekeringan," ungkapnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY akan menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan sebagai upaya untuk mengatasi kekeringan di wilayah tersebut.
Baca Juga: BI Sebut Modal Asing yang Masuk ke Indonesia Capai Rp1,62 Triliun
Langkah modifikasi cuaca ini merupakan tindak lanjut dari penetapan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di DIY yang berlaku sejak 1 Agustus hingga 31 Agustus 2024.***