BI Catat Realisasi Pembiayaan Sektor UMKM di Aceh Capai Rp11 Triliun per Mei 2024
- Penulis : Imron Fauzi
- Senin, 15 Juli 2024 22:05 WIB
BISNISABC.COM - Bank Indonesia (BI) mencatat realisasi pembiayaan perbankan di Aceh untuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) per Mei 2024 mencapai Rp11 triliun.
Sehingga pembiayaan BI tersebut diharapkan dapat membantu pelaku UMKM Aceh untuk terus mengembangkan usahanya.
“Saya melihat di Aceh karakteristik UMKM itu masih bisa tumbuh tinggi," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Aceh Rony Widijarto.
Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Paus Fransiskus Mencuci Kaki Rakyat Kecil Indonesia
"Kita masih melihat potensi-potensi meningkatkan nilai tambahnya,” imbuhnya, seperti dikutip dari Antara.
Data Bank Indonesia Aceh menunjukkan penyaluran pembiayaan UMKM di Tanah Rencong mencapai Rp11 triliun pada periode Januari - Mei 2024.
Realisasi pembiayaan itu didominasi dengan penyaluran skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp5,97 triliun untuk berbagai jenis usaha.
Baca Juga: Usai Uji Sampel, Bapanas Pastikan Pangan Pasar Tomang Barat Bebas Residu Pestisida
Rony menilai pembiayaan tersebut memang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM di Aceh, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk usaha.
“Artinya begitu meningkatkan nilai tambah kan butuh sumber pembiayaan. Maka perbankan harus melihat pembiayaan dari dua sisi, yang pertama tentunya dari likuiditas perbankan, yang kedua kebutuhan akan nasabahnya, UMKM-nya,” ujarnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat pembiayaan atau kredit perbankan di Aceh pada Mei 2024 sebesar Rp40,09 triliun atau tumbuh sebesar 12,71 persen secara year-on-year/yoy.
Baca Juga: Kurangi Beban Anggaran Daerah, Pemkab Bulukumba Siap Lelang 120 Unit Kendaraan Dinas
Salah satu yang juga ikut menopang pertumbuhan pembiayaan ini yaitu sektor produksi meliputi sektor pertanian sebesar Rp2,8 triliun atau tumbuh 56,27 persen secara yoy.
Kemudian sektor industri pengolahan sebesar Rp1,3 triliun atau tumbuh 19,36 persen yoy dan nilai kredit sektor perdagangan sebesar Rp5,5 triliun atau tumbuh 8,13 persen yoy.
“Pembiayaan sektor produktif juga mulai menunjukkan peningkatan, seperti pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan lainnya,” ujarnya.***