DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Bulog NTB Serap 52.672 Ton Jagung Produksi Petani Sejak 1 Mei hingga 1 Juli 2024

image
Ilustrasi Bulog NTB Serap 52.672 Ton Jagung (ANTARA/HO-Bulog NTB)

BISNISABC.COM - Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menyerap 52.672 ton jagung dari petani Lombok dan Sumbawa.

Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Raden Guna Dharma mengatakan penyerapan jagung hasil produksi petani dihimpun sejak 1 Mei hingga 1 Juli 2024.

Penyerapan 52.672 ton jagung ini dilakukan dilakukan oleh Bulog melalui pembelian hasil produksi petani dengan harga Rp5.000 per kilogram.

Baca Juga: Bisa untuk Bersantai, Pemkot Mataram Fasilitasi Lapak PKL dengan Rooftop

Dia menjelaskan tujuan penyerapan hasil produksi petani ini untuk menstabilkan harga dan membantu petani dalam memasarkan hasil panen.

"Untuk itu, Bulog akan tetap melakukan penyerapan sampai diperintahkan berhenti oleh pemerintah," kata Raden, seperti dikutip dari Antara pada 2 Juli 2024. 

"Kalau sudah dicabut harga fleksibilitas itu, ya berati kami tidak ada hak kewajiban lagi untuk membeli," ujarnya.

Baca Juga: Saat Libur Sekolah, KAI Catat 25.815 Penumpang Berangkat dari Stasiun Malang

Raden mengungkapkan salah satu kendala yang dihadapi Bulog dalam upaya penyerapan hasil panen petani adalah keterbatasan gudang penyimpanan.

Dia mengatakan kondisi gudang Bulog sebagai wadah penyimpanan gabah dan beras saat ini penuh dengan jagung.

Sehingga Bulog mengambil solusi dengan menggunakan gudang swasta atau filial untuk menampung hasil panen jagung petani.

Baca Juga: BPS Papua Sebut Beras, Bawang Putih hingga Cabai Penyumbang Inflasi di Juni 2024

Dengan langkah demikian, Raden mengatakan bahwa Bulog masih terus menyerap hasil panen jagung dari petani selama berlakunya harga fleksibilitas ketersediaan gudang penampungan.

Untuk itu, dengan adanya ketersediaan lokasi penyimpanan, Bulog menginformasikan kepada para petani yang ingin menjual jagungnya dapat menghubungi mitra Bulog yang berada di wilayah masing-masing.

Dalam proses pembelian hasil panen jagung para petani, Raden menegaskan bahwa Bulog tetap mengedepankan standar pembelian sesuai ketentuan.

Baca Juga: Pasokan Melimpah, BI Sebut Beras Jadi Penyebab Deflasi DIY pada Juni 2024

"Mulai dari penentuan tingkat kadar air, berat, jamur dan kotor, itu masuk dalam standar pembelian supaya bisa mengantisipasi susut dan hama yang menyerang selama proses penyimpanan," ucapnya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait