Serap hingga 12 Ribu Ton Beras dari Hasil Pertanian Kalteng, Bulog: Telah Disalurkan
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 27 Juni 2024 13:46 WIB
BISNISABC.COM - Bulog menyatakan telah menyerap sekitar 12.000 ton beras dari hasil pertanian di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Beras hasil pertanian tersebut telah diserap oleh Bulog dari berbagai lokasi penghasil atau lumbung pangan di daerah Kalteng.
"12 ribu ton yang kami telah serap untuk 2024 dan telah disalurkan juga kepada berbagai pihak," kata Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Gangguan Kesehatan Mental Merajalela di Kalangan Anak Muda: Kenali Bahayanya!
Dia menjelaskan penyerapan hasil pertanian di Kalteng dilakukan sesuai standar ketentuan, di antaranya penerapan kebijakan yang cukup disiplin yakni tentang kadar air.
"Kami kalau masalah broken bisa ditolerir, masalah lain masih bisa. Tapi untuk kadar air, mohon maaf, kami minta kepada teman-teman daerah disiplin, harus sesuai ketentuan yaitu kurang dari 14-15 persen," ujarnya pula.
Karena kalau tidak, dia memaparkan, seperti yang sebelumnya dicontohkan Pak Presiden beras yang hitam atau semacamnya, itu adalah karena basah.
Baca Juga: Kebijakan Menaikkan HET Beras, Pemprov Sumut: Bagus untuk Petani
Oleh karenanya dalam melakukan penyerapan hasil pertanian di lapangan, Bulog melakukannya secara disiplin sesuai ketentuan untuk menjaga kualitas beras.
Kepala Kantor Bulog Wilayah Kalteng Budi Cahyanto menambahkan, penyerapan hasil pertanian yang pihaknya lakukan di antaranya meliputi Kabupaten Kotawaringin Timur, Katingan, Kapuas maupun Pulang Pisau.
"Jadi semua daerah produsen kami ambil. Kami kan memiliki program bersama pemerintah provinsi untuk beras daerah, di sini kami prioritasnya nyerapnya yang lokal," ujarnya lagi.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Beras, Pemkab Sukabumi Bangun Pengolahan Padi Modern
Adapun berkaitan fleksibilitas harga pembelian oleh Bulog untuk beras di depan gudang Bulog yakni Rp11 ribu per kilogram.
Gabah kering giling di depan gudang Bulog Rp7.400 per kilogram, serta gabah kering panen di tingkat petani Rp6.000 per kilogram.***