DECEMBER 9, 2022
News

Alami Krisis Air Bersih Selama 29 Hari, Kasun Gili Meno: Kondisi Kami Saat Ini Semakin Sulit

image
Warga mengangkut galon untuk membeli air bersih. (ANTARA/HO-GHA)

BISNISABC.COM - Warga yang bermukim di Gili Meno, Kabupaten Lombok Utara tengah mengalami krisis air bersih selama 29 hari, sejak 22 Mei 2024.

Kepala Dusun (Kasun) Gili Meno, Masrun menyampaikan krisis air bersih tersebut kini kian terasa di masyarakat dan berdampak bagi keberlanjutan roda perekonomian.

"Jadi, kondisi kami saat ini sudah semakin sulit, kami butuh solusi jelas," kata Masrun, seperti dikutip dari Antara pada 20 Juni 2024.

Baca Juga: Antisipasi Kemaru Panjang, Pemprov Sumut Minta Petani Siapkan Pompa Air

Dia mengatakan pergerakan roda perekonomian Gili Meno sangat bergantung pada kemajuan di sektor pariwisata. 

Ramainya kunjungan wisatawan pada periode bulan ini menjadi harapan masyarakat Gili Meno meraup keuntungan.

Namun demikian, krisis air yang sudah terjadi 29 hari di Gili Meno telah mengakibatkan harapan itu pupus. 

Baca Juga: Dapat Bantuan Pompa dari Kementan, Pemkab Lebak Berharap Dapat Atasi Masalah Air

Masyarakat kini sudah tidak lagi berpikir soal keuntungan, tetapi bagaimana bertahan hidup di tengah pulau kecil tanpa air bersih.

"Bayangkan saja, warga di sini sudah mulai banyak yang kehilangan ternaknya, banyak sapi mati karena kekurangan air," ujarnya.

Atas adanya dampak ini dia berharap kepada pihak pemerintah daerah agar segera mengambil langkah untuk mengatasi krisis air bersih di Gili Meno.

Baca Juga: Honda BeAT 2024 Tampil Segar dengan Fitur Canggih dan Mesin Hemat BBM, Ini Harga Terbarunya

Apabila hal tersebut tidak ditangani dengan cepat, Masrun khawatir akan timbul dampak yang lebih parah.

Sebelum terjadi krisis, Gili Meno mendapat pasokan air bersih dari perusahaan swasta yang memanfaatkan air tanah, yakni PT Berkah Air Laut (BAL). 

Namun, PT BAL kini tengah menjalani proses hukum atas dugaan pemanfaatan air tanah untuk penyediaan air bersih di kawasan gili secara ilegal.

Baca Juga: Sunra Pamerkan Sembilan Sepeda Motor Listrik Ramah Lingkungan di Jakarta Fair

Oleh karena itu, sarana produksi air bersih dari PT BAL hasil kerja sama dengan PT Gerbang NTB Emas (GNE) tersebut kini berada dalam kuasa penyitaan pihak pengadilan.

Pemerintah daerah sebelumnya telah memberikan solusi dengan menghadirkan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) sebagai pengganti PT BAL. 

Perusahaan swasta yang berkantor di Bali tersebut mengelola penyediaan air bersih di kawasan gili bekerja sama dengan PDAM Amerta Dayan Gunung, Kabupaten Lombok Utara.

Baca Juga: Realme Buds Air6 dan Air6 Pro Hadir di Indonesia, Siap Manjakan Telinga dengan Audio Premium

Perusahaan tersebut menyediakan air bersih dari hasil penyulingan air laut dengan menerapkan metode "Sea Water Reverse Osmosis" (SWRO).   menghentikan distribusi air bersih ke Gili Meno.

Namun, upaya pemerintah tersebut ditolak warga Gili Meno dengan dasar rasa khawatir terhadap kerusakan lingkungan yang muncul dari metode penyulingan PT TCN, seperti yang terjadi di Gili Trawangan.

Selain itu, harga jual air bersih yang ditawarkan PT TCN juga jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga yang ditawarkan PT BAL.

Untuk itu, Masrun mengatakan bahwa warganya kini bertahan di tengah krisis air bersih dengan mengandalkan pembelian dari kawasan seberang, yakni air bersih yang didatangkan dari Pelabuhan Bangsal, Kabupaten Lombok Utara yang menjual air bersih dengan harga Rp10.000 per galon.

"Saya saja habis 5 galon sehari, udah berapa uang yang kami keluarkan," ujar Masrun.***

Sumber: Antara

Berita Terkait