BIS - 14 Agustus - 2023 Akibat pandemi Covid-19, perekonomian Bali yang "> BIS - 14 Agustus - 2023 Akibat pandemi Covid-19, perekonomian Bali yang "> BIS - 14 Agustus - 2023 Akibat pandemi Covid-19, perekonomian Bali yang "> BISNISABC.COM - bisnisabc.com
DECEMBER 9, 2022
BisnisABC.com

Airlangga dorong budidaya rumput laut untuk pembangunan ekonomi daerah 

image
Petani menjemur rumput laut sebelum diolah menjadi bahan baku kosmetik di Pulau Lembongan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali,(tempoco)

BIS - 14 Agustus - 2023 Akibat pandemi Covid-19, perekonomian Bali yang bergantung pada pariwisata mengalami tekanan yang signifikan. Banyak warga yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi. Ini mendorong semua orang di Bali, khususnya di Nusa Lembongan, untuk kembali Ia menekuni usaha budidaya rumput laut yang diwariskan secara turun temurun sejak tahun 1984. Animo masyarakat terhadap budidaya rumput laut semakin besar mengingat perkembangan industri rumput laut di dalam negeri tidak lepas dari dukungan ketersediaan bahan baku dari produksi kegiatan budidaya rumput laut. Dalam kunjungannya ke Provinsi Bali, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto didampingi Wakil Menko Bidang Usaha Pangan dan Pertanan Musdhalifah Machmud dan Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Wakil Presiden Bidang Pengembangan Peternakan dan Perikanan Pujo Setio, berkesempatan mengunjungi perkebunan rumput laut di Desa Lembongan, Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali pada Sabtu 12 Agustus 2023. Dalam kunjungannya ke desa nelayan, Menko Airlangga menyempatkan diri berdiskusi dengan para petani.  Langsung turun ke areal budidaya rumput laut yang dipimpin oleh Ketua Kelompok Masyarakat Jaga (Pokmaswas) dan Petani rumput laut Nusa Lembongan Wayan Ujiana, Menko Airlangga praktek budidaya rumput laut. Nusa Lembongan memiliki potensi budidaya rumput laut seluas 157 hektar. Sekitar 40% lahan baru digunakan saja, dengan hasil 160 ton kering per bulan. Lokasi penanaman rumput laut di Nusa Lembongan sudah dicanangkan sebagai program desa budidaya rumput laut pemerintah. [caption id="attachment_11453" align="alignnone" width="300"] budidaya rumput laut(blulpmid)[/caption] Awalnya, jumlah pembudidaya rumput laut mencapai 500 orang yang tergabung dalam 18 kelompok. Namun, seiring dengan bangkitnya industri pariwisata pascapandemi, masyarakat Nusa Lembongan, khususnya anak muda, tetap menggeluti dunia pariwisata, sehingga kini ada sekitar 300 pembudidaya. Di masa pandemi, tingginya harga rumput laut memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Nusa Lembongan. Saat itu, harga rumput laut mencapai Rp 49.000/kg, 3 kali lipat dari harga rata-rata saat ini. Namun, masyarakat Nusa Lembongan bertekad untuk tidak meninggalkan budidaya rumput laut lagi karena terbukti menjadi andalan bisnisnya di saat industri pariwisata sedang terpuruk, seperti saat pandemi Covid-19. Wayan Ujiana juga mengatakan petani saat ini membutuhkan varietas baru. “Untuk kebutuhan bibit akan segera diurus dan dikoordinasikan,” kata Menko Airlangga. Hasil produksi rumput laut Nusa Lembongan sering dikirim ke Surabaya untuk diekspor, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan rumput laut di dalam negeri. Pengembangan industri rumput laut darat yang berdaya saing dan berkelanjutan tentunya akan mampu memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir, daerah perbatasan dan daerah tertinggal. Industri rumput laut akan menciptakan lapangan kerja, mendorong perekonomian daerah dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian bangsa. Para pembudidaya rumput laut tentu berharap pemerintah lebih memperhatikan stabilisasi harga, mengantisipasi gangguan hama dan penyakit, menyediakan bibit berkualitas, serta saran dan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah baik pusat maupun daerah.  (Dil,tmp,bis)

Berita Terkait