Kenaikan Harga Pangan di NTB Akibat Cuaca Ekstrem Masih Terkendali
- Penulis : Imron Fauzi
- Sabtu, 11 Januari 2025 15:29 WIB
BISNISABC.COM - Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan bahwa kenaikan harga bahan pangan yang terjadi saat ini akibat penurunan pasokan karena cuaca ekstrem masih dalam kondisi terkendali.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Abdul Aziz, menjelaskan bahwa fluktuasi harga ini diperlukan agar produsen tetap termotivasi untuk menanam.
Aziz menjelaskan bahwa kenaikan harga hanya terjadi pada bulan-bulan tertentu, terutama menjelang akhir tahun hingga awal tahun baru, saat musim hujan mempengaruhi produksi petani.
Baca Juga: Kementerian Keuangan Tegaskan PPN Transaksi QRIS Ditanggung Pedagang, Bukan Konsumen
Pasokan yang berkurang, sementara permintaan tetap atau meningkat, menyebabkan harga pangan melonjak.
Pada pertengahan 2024, harga bawang merah berkisar Rp15 ribu per kilogram, tomat Rp5 ribu per kilogram, dan cabai merah keriting Rp20 ribu per kilogram.
Namun, pada Januari 2025, harga bawang merah mencapai Rp50 ribu per kilogram, tomat Rp20 ribu per kilogram, dan cabai merah keriting Rp100 ribu per kilogram.
Baca Juga: Petani Kopi Temanggung Raih Keuntungan Berlipat Berkat Harga Tinggi dan Hasil Panen Melimpah
Aziz menambahkan bahwa kenaikan harga ini terjadi karena produk pangan memiliki daya simpan yang terbatas, terutama dari November hingga Januari.
Dinas Perindustrian NTB sempat mempertimbangkan penyediaan gudang pendingin untuk memperpanjang masa simpan produk, tetapi biaya listrik yang tinggi menjadi kendala bagi petani dan pengusaha.
Kenaikan harga bahan pangan ini dinilai mampu mendorong petani untuk lebih giat menanam. Harga diproyeksikan akan turun pada Maret 2024 seiring dengan dimulainya panen raya.
Baca Juga: Bantuan Pangan Beras 6 Bulan Disetujui Presiden Prabowo untuk 2025
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan lima komoditas penyumbang inflasi di NTB pada Desember 2024, yaitu ikan layang, bawang merah, cumi-cumi, cabai merah, dan daging ayam ras.***