Toyota Siap Dukung Kebijakan B40 dan Flexy Fuel di Indonesia Mulai 2025
- Penulis : Imron Fauzi
- Rabu, 18 Desember 2024 14:00 WIB

BISNISABC.COM - PT Toyota-Astra Motor (TAM) telah menyiapkan lini kendaraan berteknologi bahan bakar fleksibel untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait penggunaan biodiesel 40 (B40) yang akan mulai diterapkan pada 2025.
"Pemerintah tahun depan, contohnya biodiesel yang mau menggunakan B40, kami dari Toyota siap mendukung. Begitu juga dengan bioetanol, kami siap mendukung kendaraan kami hingga ke E10," ujar Wakil Presiden Direktur PT TAM Henry Tanoto di Jakarta, Selasa 17 Desember malam.
Toyota telah mempersiapkan kendaraan Flexy Fuel, yang mampu beroperasi dengan campuran bahan bakar fosil dan etanol guna mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak.
Baca Juga: Inflasi di Kalbar 2,5 Persen, Kepala Kantor Perwakilan BI: Masih Cukup Terkendali
Beberapa model Flexy Fuel Toyota yang telah diperkenalkan di Indonesia pada 2024 antara lain Kijang Innova Zenix HEV E85 dan Fortuner E100.
"Tahun ini maupun ke depannya, kami fokus pada kendaraan yang menggunakan bahan bakar fleksibel, yang bisa menggunakan bioetanol ataupun biodiesel," jelas Henry.
Henry menegaskan komitmen Toyota dalam mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. Salah satunya adalah dengan berinvestasi pada pengembangan kendaraan ramah lingkungan, termasuk kendaraan elektrifikasi.
Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Instruksikan Penerapan Efisiensi dan Inovasi untuk Transformasi Digital
Saat ini, lini kendaraan mewah Toyota, Lexus, sudah memiliki 22 model elektrifikasi sebagai wujud konkret komitmen tersebut.
Selain itu, Toyota juga terus fokus mengembangkan teknologi yang memungkinkan pengurangan emisi karbon secara signifikan melalui penggunaan bahan bakar fleksibel.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penerapan kebijakan mandatori B40 campuran 60 persen solar dengan 40 persen bahan bakar nabati berbasis minyak kelapa sawit mulai 1 Januari 2025.
Baca Juga: Zulkifli Hasan Sebut Indonesia Berkomitmen Hentikan Impor Beras, Jagung, Gula, dan Garam
Program ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.