BI Aceh Optimistis Inflasi Tetap Stabil hingga Akhir 2024
- Penulis : Imron Fauzi
- Sabtu, 30 November 2024 15:42 WIB
BISNISABC.COM - Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh memproyeksikan bahwa tingkat inflasi di provinsi paling barat Indonesia ini akan tetap stabil hingga akhir tahun 2024, dengan kisaran 1,90–2,30 persen secara year-on-year (yoy).
Deputi Kepala Perwakilan BI Aceh, Hertha Bastiawan, mengungkapkan bahwa inflasi Aceh pada Oktober 2024 tercatat sebesar 1,69 persen yoy, sedikit meningkat dibandingkan inflasi Desember 2023 yang sebesar 1,53 persen yoy. Menurutnya, kondisi ini masih tergolong terkendali dan merupakan pencapaian yang patut disyukuri.
“Inflasi diperkirakan akan tetap stabil hingga akhir 2024 dalam kisaran target nasional, yaitu 1,90–2,30 persen. Namun, kewaspadaan terhadap potensi risiko ke depan tetap diperlukan,” ujar Hertha di Aceh Besar pada Sabtu.
Baca Juga: Perbedaan Vasektomi dan Kebiri: Prosedur dan Dampaknya pada Kesehatan Pria
Hertha menyoroti bahwa tantangan pengendalian inflasi di 2025 akan semakin kompleks, terutama akibat ketidakpastian geopolitik global yang berdampak pada gangguan rantai pasok (supply chain) serta perubahan iklim yang memengaruhi produksi. Faktor domestik, seperti penyesuaian tarif dan pelaksanaan program pemerintah, juga akan menjadi tantangan.
Namun, BI Aceh tetap optimistis inflasi di 2025 dapat terjaga di kisaran target 2,30–2,70 persen yoy, berkat sinergi kuat antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP).
Kolaborasi, menurut Hertha, menjadi kunci pengendalian inflasi. Sinergi TPID dan implementasi gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP) melalui tujuh program unggulan akan terus diperkuat.
Baca Juga: Respons Tegas Indonesia terhadap Tawaran Investasi Apple: Prioritaskan TKDN dan Kedaulatan Digital
Program-program tersebut meliputi operasi pasar murah, gerakan tanam, replikasi model bisnis, penyaluran bantuan alsintan (alat dan mesin pertanian) dan saprotan (sarana produksi pertanian), kerjasama antar daerah, subsidi ongkos angkut, digitalisasi data, serta penguatan koordinasi dan komunikasi TPID.
Dengan strategi ini, BI Aceh berharap inflasi daerah dapat terkendali dan mendukung kestabilan ekonomi di Tanah Rencong.***