Sandera Wanita Israel Tewas Akibat Serangan di Gaza, Hamas Salahkan Netanyahu
- Penulis : Imron Fauzi
- Minggu, 24 November 2024 22:49 WIB
BISNISABC.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan pada Sabtu 23 November 2024 bahwa seorang sandera wanita asal Israel meninggal akibat serangan yang dilancarkan oleh militer Israel di wilayah utara Jalur Gaza.
Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, melalui Telegram menjelaskan bahwa komunikasi dengan para pejuang yang bertugas melindungi para sandera baru saja pulih setelah terputus selama beberapa pekan.
Berdasarkan laporan, salah satu sandera wanita tewas di lokasi yang menjadi sasaran agresi militer Israel di Gaza utara.
Ia juga menambahkan bahwa seorang sandera wanita lainnya yang berada di dekat lokasi serangan saat ini berada dalam kondisi yang sangat berbahaya.
Abu Obaida menegaskan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersama pemerintah dan militer Israel, bertanggung jawab penuh atas keselamatan para sandera.
Ia juga menuduh mereka memperburuk situasi hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa di antara sandera.
Baca Juga: Diskusi Kreator Era AI, Wijaya Kusumah Sebut Kecerdasan Buatan Dapat Mendukung Siswa Belajar
Brigade Al-Qassam turut merilis foto sandera yang tewas dengan keterangan: "Korban baru Netanyahu dan Kepala Staf Herzi Halevi."
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan penculikan 250 sandera, serangan balasan Israel telah merenggut lebih dari 44.000 nyawa warga Palestina di Gaza.
Sementara itu, Israel menahan setidaknya 9.500 warga Palestina di penjara, dan 101 sandera Israel diyakini masih berada di Gaza.
Baca Juga: Perbedaan Vasektomi dan Kebiri: Prosedur dan Dampaknya pada Kesehatan Pria
Hamas menyatakan puluhan sandera telah tewas akibat serangan udara Israel yang tidak terarah.
Di sisi lain, Netanyahu menghadapi tekanan dari keluarga sandera dan oposisi yang menuduhnya menolak menghentikan perang demi menjaga stabilitas koalisinya.
Beberapa menteri ekstremis bahkan mengancam akan meninggalkan pemerintahan jika perang dihentikan.
Baca Juga: KAI Terbitkan Obligasi dan Sukuk Rp2 Triliun untuk Pengembangan Infrastruktur
Israel kini menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) dan surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk Netanyahu serta mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.***