Begini Strategi Bappenas Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 21 November 2024 17:46 WIB
BISNISABC.COM - Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, memaparkan strategi investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Strategi ini menitikberatkan pada investasi berkualitas dan bernilai tambah tinggi melalui beberapa langkah utama.
-
Insentif Berbasis Sektor dan Daerah
Insentif dan fasilitasi investasi akan disesuaikan dengan karakter sektor dan daerah, terutama untuk investasi yang mendukung industrialisasi dan hilirisasi. "Insentif tidak akan bersifat one size fits all, tetapi difokuskan pada sektor-sektor dengan nilai tambah tinggi," jelas Amalia. -
Baca Juga: Perbedaan Vasektomi dan Kebiri: Prosedur dan Dampaknya pada Kesehatan Pria
Pengembangan Investasi Regional
Investasi akan diarahkan berdasarkan keunggulan daerah, dengan memperkuat keterhubungan rantai pasok domestik melalui backward dan forward linkage. -
Diversifikasi Sumber Pendanaan
Kebijakan moneter dan sektor keuangan adaptif akan menyediakan berbagai alternatif pembiayaan, termasuk perbankan, pasar modal, dan produk keuangan lainnya. -
Peningkatan Iklim Investasi
Langkah ini mencakup penyederhanaan perizinan, harmonisasi kebijakan pusat-daerah, kepastian hukum, pengembangan infrastruktur, serta penyediaan energi hijau dan bahan baku. -
Baca Juga: KAI Terbitkan Obligasi dan Sukuk Rp2 Triliun untuk Pengembangan Infrastruktur
Peran Pemerintah dan BUMN
Investasi pemerintah dan BUMN/BUMD akan difokuskan pada sektor publik serta kebutuhan dasar yang dapat menarik investasi lebih besar.
Amalia juga mengungkapkan bahwa untuk mencapai target ini, investasi rata-rata perlu tumbuh 8,36 persen per tahun, dengan kebutuhan investasi mencapai Rp9.883 triliun per tahun selama 2025-2029.
Mayoritas kontribusi akan datang dari sektor swasta (85,9 persen), diikuti oleh pemerintah (7,3 persen) dan BUMN (6,8 persen).
Baca Juga: SATUPENA Torehkan Rekor MURI untuk Buku Suara Penulis Soal Pemilu dan Demokrasi 2024
Hilirisasi Sebagai Pilar Utama
Sektor industri prioritas menjadi fokus utama, termasuk 15 komoditas seperti nikel, tembaga, bauksit, kelapa sawit, dan rumput laut, dengan total target investasi hilirisasi sebesar Rp2.874,8 triliun.
Pada 2029, target investasi PMA-PMDN diharapkan mencapai Rp3.543,6 triliun, sedangkan investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) untuk mesin dan perlengkapan diproyeksikan naik dari Rp692 triliun pada 2023 menjadi Rp1.476 triliun.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, memperkuat industri dalam negeri, serta mendorong keberlanjutan ekonomi Indonesia.***