Sri Mulyani: Kemenangan Trump Berpotensi Pengaruhi Harga Minyak dan Kebijakan Ekonomi Global
- Penulis : Imron Fauzi
- Jumat, 08 November 2024 18:55 WIB
BISNISABC.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024 berpotensi memberikan dampak besar terhadap harga minyak dunia.
Menurutnya, kebijakan energi Trump yang berbeda dengan kebijakan Presiden Joe Biden terkait perubahan iklim dan energi dapat mengubah tren global, terutama dalam isu perubahan iklim.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa Trump, yang memiliki pandangan berbeda mengenai pengurangan emisi karbon, tidak mengikuti pendekatan yang dilakukan Biden dalam mengatasi perubahan iklim.
Baca Juga: KJRI Kuching Mendampingi Pemulangan WNI Marlia, Korban TPPO Setelah 17 Tahun Tak Digaji
Kebijakan ini, menurut Sri Mulyani, dapat memengaruhi harga minyak dunia dan tren terkait isu perubahan iklim serta energi ke depan.
Di masa jabatan Trump sebelumnya, kebijakan yang diambil cenderung kurang mendukung penurunan emisi, bahkan Trump mengusulkan peningkatan produksi minyak domestik untuk menurunkan harga minyak internasional.
Selain itu, kemenangan Trump juga dapat memicu perubahan kebijakan lain yang berpotensi menimbulkan reaksi cepat dari pasar.
Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Tegaskan Subsidi LPG Tidak Akan Berubah, Tetap Sesuai Skema Saat Ini
Perubahan tersebut meliputi ekspektasi penurunan pajak korporasi, peningkatan belanja pemerintah, serta kebijakan tarif impor yang lebih ketat, terutama terhadap China.
Ketegangan dagang dengan China bisa memperpanjang ketidakpastian di pasar global, yang turut memengaruhi stabilitas ekonomi.
Risiko lainnya adalah kemungkinan kontraksi sektor manufaktur global dan tekanan fiskal yang lebih besar di berbagai negara.
Baca Juga: United E-Motor Luncurkan Skuter Listrik C2000 dengan Desain Retro dan Fitur Canggih
Sri Mulyani juga melaporkan bahwa ekonomi AS saat ini menunjukkan ketahanan yang kuat, dengan pertumbuhan sebesar 2,7 persen pada kuartal III 2024, tingkat pengangguran 4,1 persen, dan inflasi yang menurun menjadi 2,4 persen.
Inflasi yang terkendali dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan, yang mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin baru-baru ini.
Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS 10 tahun (US Treasury) tercatat naik menjadi 4,4 persen, dipicu oleh ekspektasi anggaran pemerintah AS yang lebih ekspansif, yang menguatkan dolar AS.***