Apple Siapkan Investasi Rp158 Miliar untuk Produksi di Indonesia dan Penuhi Persyaratan TKDN
- Penulis : Imron Fauzi
- Rabu, 06 November 2024 20:17 WIB
BISNISABC.COM - Apple Inc. dilaporkan berencana menginvestasikan hampir Rp158 miliar untuk meningkatkan produksi produk di Indonesia sebagai upaya untuk mencabut larangan penjualan iPhone terbaru di pasar domestik.
Menurut informasi yang dilansir oleh South China Morning Post pada Selasa 5 November 2024, rencana tersebut mencakup pendirian pabrik di Bandung, Jawa Barat, yang akan bekerja sama dengan beberapa pemasok Apple.
Fasilitas tersebut nantinya akan fokus pada produksi aksesoris dan komponen untuk perangkat Apple.
Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Instruksikan Penerapan Efisiensi dan Inovasi untuk Transformasi Digital
Apple telah menyerahkan proposal investasi ini kepada Kementerian Perindustrian, yang sebelumnya menangguhkan izin penjualan iPhone 16 karena produk tersebut belum memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen untuk ponsel dan tablet.
Kementerian kini sedang mengevaluasi proposal tersebut, yang belum final dan bisa saja mengalami perubahan, dengan keputusan yang diharapkan akan segera diumumkan.
Sementara itu, baik pihak Apple maupun Kementerian Perindustrian belum memberikan komentar resmi terkait hal ini.
Baca Juga: KJRI Kuching Mendampingi Pemulangan WNI Marlia, Korban TPPO Setelah 17 Tahun Tak Digaji
Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian berencana untuk menonaktifkan nomor seri IMEI iPhone 16 yang dijual di Indonesia tanpa memenuhi persyaratan TKDN.
Untuk memenuhi persyaratan TKDN, Apple harus melakukan investasi melalui tiga skema: pembuatan pabrik manufaktur, inovasi, atau pengembangan aplikasi.
Sebelumnya, Apple telah berkomitmen untuk melakukan investasi dalam skema inovasi dengan membangun Apple Academy keempat di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai Rp1,71 triliun.
Baca Juga: Rekomendasi Nutrisi Sehat untuk Penderita Stroke oleh Dr. Priyanka Ganesha Utami
Namun, hingga saat ini, Apple baru merealisasikan sekitar Rp1,48 triliun, sehingga masih ada kekurangan sekitar Rp240 miliar untuk memenuhi komitmennya.***