DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Pemerintah Kabupaten Lebak Dorong Petani Tingkatkan Produksi Singkong dengan Harga Menjanjikan

image
Pemerintah Kabupaten Lebak Dorong Petani Tingkatkan Produksi Singkong (Antara)

BISNISABC.COM - Pemerintah Kabupaten Lebak mendorong petani setempat untuk meningkatkan produksi singkong (ubi kayu) karena harga di pasaran saat ini cukup baik, berkisar antara Rp4.000 - 5.000 per kilogram.

"Saya rasa harga ubi kayu telah meningkat pesat dari sebelumnya yang hanya Rp2.000 per kilogram," ungkap Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, di Rangkasbitung, Lebak, pada hari Senin.

Pemerintah daerah juga mengajak petani untuk memperluas area tanam singkong guna meningkatkan produksi, mengingat permintaan pasar yang terus meningkat.

Baca Juga: Ketika Orang Pintar Pun Jadi Jongos: Menyambut Pertunjukan Teater di Yogyakarta

Lahan yang saat ini tidak produktif diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menanam ubi kayu, sehingga dapat mendukung ketersediaan pangan dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Menurut data, produksi ubi kayu di Lebak dari Januari hingga 25 September 2024 mencapai 26.420 ton dari lahan seluas 2.000 hektare.

Jika dihitung dengan harga rata-rata Rp5.000 per kilogram, perputaran uang dari produksi tersebut dipastikan mencapai miliaran rupiah.

Baca Juga: Bagaimana Cara Membangun Personal Branding? Begini Penjelasan dari Caroline Castrillon

Para petani juga mengembangkan tanaman ubi kayu di lahan darat dan melakukan tumpang sari dengan tanaman jagung dan padi huma.

Produksi ubi kayu ini bisa diolah menjadi berbagai camilan, seperti getuk, keripik, kerupuk opak, combro, misro, bolu, rebus, gorengan, dan lain-lain.

Selain itu, ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan baku tepung tapioka yang dipasok ke Lampung, karena singkong kaya akan karbohidrat seperti beras.

Baca Juga: Denny JA Resmikan Kelas Kreator Cerdas AI di SMK Muhammadiyah Cepu Blora

"Kami meminta petani untuk mengembangkan tanaman ubi kayu demi mendukung ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi keluarga," tutup Deni.***

Sumber: Antara

Berita Terkait