DECEMBER 9, 2022
News

Ribuan Pengungsi Lebanon Melarikan Diri ke Suriah Akibat Serangan Udara Israel

image
Ribuan Pengungsi Lebanon Melarikan Diri ke Suriah (Antara)

BISNISABC.COM - Serangan udara Israel di Lebanon telah menyebabkan ribuan orang melarikan diri ke Suriah, negara yang telah dilanda kehancuran akibat konflik berkepanjangan. 

Sumber lokal melaporkan bahwa lebih dari 5.000 keluarga, termasuk anggota Hizbullah dan sanak saudara mereka, telah melintasi perbatasan menuju Suriah sejak serangan Israel dimulai pada 23 September. 

Mereka yang terpaksa meninggalkan rumah tinggal di desa-desa di sekitar Damaskus, Aleppo, Homs, dan Hama wilayah yang telah mengalami pemboman berat dan sebagian besar ditinggalkan karena perang yang berkepanjangan di bawah rezim Assad. 

Baca Juga: Tanggapan Satrio Arismunandar pada Diskusi Kreator Era AI: AI Dapat Membantu Pelaku UMKM Membuat Keputusan Bisnis

Komite yang terhubung dengan Hizbullah di Suriah dilaporkan memberikan bantuan untuk menampung para pendatang ini.

Awalnya, mereka ditempatkan di tempat penampungan sementara sebelum secara bertahap dipindahkan ke desa-desa yang hancur akibat konflik.

Hüseyin Ali, seorang lelaki Lebanon yang melarikan diri dari kekerasan, menjelaskan kepada Anadolu tentang situasi yang semakin memburuk di Lebanon selatan. 

Baca Juga: MPR Bebaskan Nama Soeharto dari TAP MPR tentang Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

“Tidak mungkin lagi tinggal di selatan Lebanon, terutama di Dahiyeh atau area yang dikuasai Syiah. Kami terus-menerus diserang karena identitas kami sebagai Syiah,” ujarnya.

“Kami akan pergi ke Damaskus, di mana kami merasa lebih aman. Kami sangat mendukung Bashar al-Assad.”

Penduduk lainnya, Muhammet Ferruh, juga menceritakan tentang intensitas serangan di sekitarnya. 

Baca Juga: Mahasiswa UNHAS Makassar Diskusikan Buku Hijrah Denny JA

“Tidak ada satu pun kerabat saya yang tersisa di desa. Serangan terjadi setiap hari, dan pada hari-hari awal, serangan besar menghantam pusat desa,” katanya, menambahkan bahwa 26 orang tewas pada hari pertama serangan.

Seorang anak berusia 12 tahun dari Baalbek, Tac Seyyid, menggambarkan ketakutannya. 

“Suara-suara itu sangat menakutkan bagi saya. Situasi di Baalbek sangat mencekam. Kami tidak bisa tidur di malam hari. Sekarang, kami akan pergi ke Damaskus.”

Baca Juga: Alasan HRD Suka Cek Sosial Media Sebelum Rekrut Karyawan, Benarkah Jumlah Following Jadi Sorotan?

Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara di Lebanon yang menewaskan lebih dari 700 orang dan melukai hampir 2.200, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. 

Kementerian tersebut juga mencatat bahwa total korban tewas di Lebanon sejak Oktober lalu mencapai 1.540, dengan lebih dari 77.000 orang terpaksa mengungsi dari wilayah selatan dan timur negara itu.

Sebelumnya, tentara Israel menyatakan bahwa pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah "dihabisi" dalam operasi yang menargetkan komando pusat Hizbullah di pinggiran selatan Beirut. 

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam konflik lintas batas sejak serangan Israel terhadap Jalur Gaza, yang menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, setelah serangan oleh Hamas pada 7 Oktober. 

Masyarakat internasional telah memperingatkan mengenai potensi perluasan serangan di Lebanon, khawatir konflik di Gaza dapat meluas menjadi perang regional.***

Sumber: Anadolu

Berita Terkait