Ragam Perayaan Maulid Nabi di Indonesia: dari Grebeg Mulud hingga Maudu Lompoa yang Meriah
- Penulis : Imron Fauzi
- Senin, 09 September 2024 23:12 WIB

Tak hanya di kampung-kampung, peringatan Grebeg Mulud juga dirayakan dengan meriah di keraton-keraton, seperti Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta.
Di sana, acara ini biasanya dimeriahkan dengan arak-arakan gunungan hasil bumi yang diarak dari keraton menuju masjid, simbol berkah dan rasa syukur kepada Allah SWT.
Maudu Lompoa: Pesta Maulid di Sulawesi Selatan
Baca Juga: Bagaimana Cara Membangun Personal Branding? Begini Penjelasan dari Caroline Castrillon
Di Sulawesi Selatan, perayaan Maulid Nabi lebih dikenal dengan istilah Maudu Lompoa atau Maulid Akbar.
Perayaan ini diadakan dengan sangat meriah, bahkan dikatakan lebih ramai dibandingkan dengan Hari Raya Idul Fitri di beberapa daerah.
Salah satu daerah yang terkenal dengan perayaan Maudu Lompoa adalah Desa Cikoang, Kabupaten Takalar.
Puncak dari perayaan Maudu Lompoa adalah arak-arakan replika perahu Pinisi, yang dihias dengan kain sarung warna-warni.
Perahu ini kemudian diarak keliling desa, diiringi oleh musik tradisional Gandra Bulo, sebuah seni tetabuhan khas lokal yang terus diperdengarkan sepanjang acara.
Tradisi Maudu Lompoa ini dianggap sebagai simbol sejarah masuknya Islam ke Sulawesi Selatan yang dibawa oleh para pedagang Arab, dan sudah menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat setempat.
Baca Juga: In Memoriam: Faisal Basri dan Nyanyian Suara Kritisnya di Mata Denny JA
Meskipun ada perdebatan di kalangan ulama tentang hukum merayakan Maulid Nabi, bagi banyak umat Islam di Indonesia, momen ini punya arti yang sangat penting.