Berziarah ke Borobudur, Denny JA Terhubung ke Masa Silam
- Penulis : Imron Fauzi
- Minggu, 08 September 2024 17:22 WIB

2. Era Pembangunan Borobudur: Kemegahan Syailendra (Abad ke-8 hingga ke-9)
Kontak batin membawa saya melayang lebih jauh ke masa lalu, ke abad ke-8 dan ke-9. Itu era ketika Borobudur pertama kali dibangun di bawah kekuasaan *Dinasti Syailendra*.
Saya melihat sekelompok pekerja yang sibuk memahat batu-batu vulkanik menjadi blok-blok yang presisi, tanpa menggunakan semen.
Baca Juga: Podcast Meghan Markle Tidak Akan Dilanjutkan karena Kesepakatannya dengan Spotify Berakhir
Lebih dari *2 juta blok batu* diangkut dan disusun menjadi piramida bertingkat yang megah, dengan stupa-stupa yang menara di puncaknya.
Saya menyaksikan para pekerja yang jumlahnya ribuan, bekerja keras di bawah terik matahari, memotong dan mengukir batu, serta mengangkutnya dari lokasi tambang ke situs pembangunan.
Para arsitek dan insinyur dinasti Syailendra mengawasi pekerjaan ini dengan seksama, memastikan setiap batu ditempatkan dengan tepat, sesuai dengan desain yang rumit dan filosofis.
Baca Juga: Bakal Meluncur, Ini Model Motor Listrik ALVA Terbaru di GIIAS 2024
Saya terhanyut dalam percakapan batin dengan salah satu arsitek utama Borobudur. Dia menjelaskan kepada saya bahwa Borobudur dirancang berdasarkan kosmologi Buddha.
Ada tiga tingkat utama dalam struktur candi, yaitu *Kamadhatu* (dunia nafsu), *Rupadhatu* (dunia rupa atau bentuk), dan *Arupadhatu* (dunia tanpa bentuk), yang melambangkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.
Setiap relief di Borobudur memiliki makna yang dalam, kata sang arsitek. Mereka menceritakan kehidupan Sang Buddha, ajaran-ajarannya, dan kisah-kisah kehidupan masa lalu.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membangun Personal Branding? Begini Penjelasan dari Caroline Castrillon
Para seniman dinasti Syailendra memahat lebih dari 2.600 panel relief, menjadikannya ansambel relief Buddha terbesar di dunia. Ia berkata setiap panel memiliki cerita, tidak hanya tentang Buddha, tetapi juga tentang kehidupan masyarakat Jawa pada waktu itu.