DECEMBER 9, 2022
Bisnis

Disperindag Babel Tambah Pasokan 3.001 Ton Beras untuk Jaga Stabilitas Harga

image
Disperindag Babel Tambah Pasokan 3.001 Ton Beras (Antara)

BISNISABC.COM - Pelaku usaha pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau Babel menambah cadangan beras sebanyak 3.001 ton untuk menjaga stabilitas harga di masyarakat setempat.

"Pada minggu ini, pasokan sebesar 3.001 ton telah tiba dan dibongkar di pelabuhan," ujar Kepala Disperindag Provinsi Kepulauan Babel, Tarmin AB, seperti dikutip dari Antara pada 9 Agustus 2024.

Ia menjelaskan bahwa saat ini stok beras di 17 gudang distributor mencapai 6.515,9 ton. Dengan penambahan pasokan 3.001 ton ini, total stok beras minggu ini menjadi 9.517,7 ton.

Baca Juga: TNI AL Sukses Gagalkan Penyelundupan 73.033 Benur Lobster di Pelabuhan Merak

"Kami memastikan bahwa stok beras yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Pulau Bangka dan Belitung selama dua bulan ke depan," tambahnya.

Tarmin juga menyebutkan bahwa ketersediaan stok beras yang memadai ini berpengaruh positif terhadap stabilitas harga beras di tingkat pedagang eceran di Pasar Pembangunan Pangkalpinang.

Contohnya, harga beras medium merek KTJ dan Matahari masih bertahan di Rp13.800 per kilogram, sedangkan beras merek Sendok tetap di Rp13.600 per kilogram. Sementara itu, harga beras premium merek Jeruk, RM, dan TR stabil di Rp14.800 per kilogram.

Baca Juga: Sejahterakan Petani, Pj Gubernur Lampung Minta Bulog Terus Jaga Stabilitas Harga Beras dan Gabah

"Saat ini, stok beras yang tercatat hanya berasal dari distributor, sedangkan pedagang eceran belum terdata. Oleh karena itu, diperkirakan stok beras di masyarakat mencapai 15.000 ton," jelasnya.

Menurut Tarmin, untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat, pelaku usaha masih bergantung pada pasokan dari luar daerah karena produksi lokal masih terbatas.

"Kami berharap para pelaku usaha terus meningkatkan pasokan beras untuk memperkuat cadangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus membantu pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi," ujarnya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait